Thursday, February 09, 2012

Kebebasan

Bukan, judul di atas bukan judulku sendiri dan aku tidak berniat membuat karangan atau pun artikel mengenai yang namanya kebebasan. Judul di atas adalah judul dari puisi yang dibuat teman-teman saat hari kemerdekaan tahun lalu (2011).

Karya: XII IA-8
(Teddy- Agus- Yogi)
350 tahun kau kekang diriku
Kau cabik-cabik tanah airku
Senyum manismu di awal
Membuat tanah airku menangis di akhir
Wahai pemudaku
Segeralah berontak tuk mencapai mimpi kita
Merah putih kami teguhkan
Kain biru kau koyakkan
Darah mengucur tak kau hiraukan
Dentuman peluru bersahutan
Membalas semua kesengsaraan
Menantikan sebuah memori indah
Tibalah saat berbahagia itu
Ketika matahari bangun sepenggal
Suara lantang kau gendrangkan
Membangunkan semangat-semangat yang padam
Menggendrangkan urat nadi bumi pertiwi
Untuk mencapai satu kata beribu makna
MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA!!!!

Yang lucu adalah, setelah puisi ini disalin, akhirnya banyak bagian puisi ini yang dihapus atau diubah. Malah, tulisan "MERDEKA" berganti dengan "MARDIKA" yang merupakan nama salah satu cewek di kelas.

How I miss high school so much :*

Dibalik Rayuan "Di Hatimuuuu..."

Era ini jelas sekali berbeda dengan era yang lalu. Sesuatu yang tabu pada masa lalu akan menjadi biasa sekarang. Hal itu sangat sederhana, karena terbiasa. Terbiasa bepergian hingga larut malam, terbiasa keluar meski dengan lawan jenis, dan lain sebagainya.

Kali ini yang ingin saya sorot masalah terbiasa memberi rayuan kata. Iya, rayuan bahkan seseorang dapat memberi rayuan kata kepada gadis atau pemuda yang sama sekali tidak menarik menurutnya.

"Bapak kamu pemain sepak bola ya?"
"Iya, kenapa?"

"Karena kamu berhasil mengiring cinta ke dasar hatiku..."


"Kamu tau kenapa aku nggak suka dongeng Cinderella?"
"Kenapa?"
"Karena aku benci berpisah dengan kamu pukul 12 malam, aku ingin bersamamu selamanya."



Wednesday, February 08, 2012

Jadi, Mau Berlari Terus?

“Pernahkah kamu berlari dan terus berlari?“

Kadang kita tak pernah menemukan lelah ketika berlari. Berlari (berusaha) meninggalkan kenyataan rasanya begitu menyenangkan sekaligus menakutkan, karena berkali-kali kenyataan jelas ada di depan kita.

Ketika rasa itu menghampiri benak dan pikiran, lama-kelamaan kamu akan menemukan kesia-siaan dalam sebuah “pelarian”. Semakin jauh kamu mencoba melarikan diri dari kenyataan, semakin dekat kenyataan denganmu.

Hingga akhirnya kelelahan menjadi kenyataan berikutnya yang menghampirimu. Ada sebuah pelajaran yang hampir kita lupakan setiap berlari. Kadang kita hanya terfokus pada seberapa cepat kita berlari dan seberapa jauh kita meninggalkan. Pernahkan kita berpikir kapan saatnya berjalan? Dan kapan waktu yang tepat untuk berhenti, mengistirahatkan diri hati ini?

“Sayangnya kita sering mencoba berlari tanpa belajar berjalan terlebih dahulu, dan melupakan bagian terpenting, yaitu berhenti. Tak heran jika kamu terus terjatuh.”



http://daraprayoga.wordpress.com/2011/10/11/jadi-mau-berlari-terus/

Al-Baqarah : 216

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. "
(QS. Al-Baqarah:216)

Kutipan ayat dari Al-Quran di atas adalah kutipan ayat favoritku yang bisa membuatku tenang dan mensyukuri apa yang sudah terjadi dalam hidup. Jadi jika ada yang melihat aku menge-tweet kutipan itu berarti aku sedang sedikit mengalami stres, pergolakan batin, dan jenis penyakit yang tidak menenangkan hati.

Surat Cinta Untuk Calon Suamiku Kelak

Teruntuk calon suamiku kelak,

Kemarin, sepi membawamu padaku. Melewati hembusan asap, pekatnya malam, di antara bintang-bintang. Kucoba menerka rupamu lewat bulan, tapi bagaimana mungkin ia membuka rahasia Tuhan??

Jadi kubiarkan kau di sana. Membiarkanku bertanya-tanya di mana dan kapan kita akan bertemu. Apakah aku dalam keadaan terbaik saat bertemu denganmu atau saat paling memalukan?? Ataukah kita sudah bertemu sekarang??

Kita akan menjalin cinta yang memeluk kita manja, seperti pelangi yang selalu muncul usai hujan. Pelangi yang semoga tak akan pernah luntur sehingga aku tidak akan pernah takut jatuh meski banyak bahaya di bawah. Sesekali mungkin kita akan tergelincir, bahkan terkilir. Namun percayalah, setiap luka akan menjadi peramu tawa kita. Seperti retak pada tulang, yang jika diobati akan membuat tulang semakin kuat. Tulang yang akan selalu menjadi penopang rumah kita.

Rumah itu, suamiku, akan menjadi tempat kita membuat kehidupan baru. Tempatmu yang akan selalu bangun pagi bersamaku dan mengusap rambutku, hal yang paling kusuka. Kau akan berkata, "Aku sayang kamu." dan aku hanya akan tersenyum karena kau akan tahu jawabanku melalui dalamnya mataku dan manis sumringah senyumanku. Di sana kita akan bermimpi dan mengukir kenangan pada tiap sudutnya. Kau akan jadi imam bagiku, atap dan penghangat, pelindung segala resah. Aku akan jadi sejuk untukmu, pembasuh tiap peluh, penadah tiap lelah. Lalu waktu, akan menjadi lagu manis, pengiring kita berdansa oleh hasrat yang tak pernah habis.

Suamiku, untukmu aku akan melahirkan tangan-tangan dan kaki-kaki mungil. Lalu bagi merekalah kita akan menjalani hari. Kau akan mengajarkan kehidupan dan aku akan merawat penuh kelembutan. Mereka akan tumbuh dengan banyak kasih yang telah kita semai, juga ribuan dongeng sebelum tidur. Kita akan mendoakannya hingga dewasa, sampai alam memeluk kita. Tapi sebelum itu, kita akan saling berpeluk, melalui hari-hari bersama.

Kau yang akan menjadi masa depanku,

Kutuliskan surat ini pada bintang hingga dibawa peri-peri, sampai pada suatu malam mereka akan membawamu pada rinduku melewati sayap-sayap mimpi. Selamat tidur, sayang. Jalanilah hidupmu dengan baik hingga Tuhan menyatukan kita.


p.s.: sama seperti Sepucuk Surat Untuk Anakku Kelak post ini sudah lama saya tulis tapi mungkin beberapa orang merasa sangat aneh jika saya menulis hal semacam ini. Tapi tetap saja saya perempuan dan hal seperti ini mungkin tidak asing di kamus kami, jadi apa salahnya dicoba. *memberanikan diri (lagi)*

Monday, February 06, 2012

Sepucuk Surat Untuk Anakku Kelak

Kepada anakku, yang bayangmu masih samar di sela mimpiku,

Anakku, mungkin kau belum mengenalku. Perkenalkan, aku adalah ibumu. Kenapa aku menuliskan tulisan ini? Agar kelak kau dapat membacanya. Saat kau sudah cukup besar dan mengerti susunan kata.

Anakku, kita akan sangat lama terpisah. Tapi aku sudah rindu padamu meski aku belum mengetahui siapa ayahmu kelak. Mungkin doa kami berdua masih tergantung di langit, menunggu dikabulkan dan mengantri dengan doa-doa lain di sana. Dan mungkin kita akan dipertemukan di saat yang indah.

Nak, aku berjanji, kelak aku akan menjadi ibu yang baik dan selalu menjagamu sejak kau masih berupa segumpal darah dalam perutku. Aku akan terus merawatmu sejak kau baru ditiupkan roh oleh Allah. Aku akan rajin berolahraga, dan selalu menjaga apa yang akan kumakan. Aku akan mengajakmu jalan-jalan bersama calon ayahmu. kami akan sering membacakan Surat Yusuf. Karena katanya, bila sedang hamil sering melantunkan surat tersebut, maka bayinya akan tampan. Dan surat An-Nisa agar kelask bila bayi perempuan, saat besar nanti akan menjadi wanita yang cantik dan saleha. Aku akan menceritakan banyak hal padamu.

Save It, Maybe For Awhile Until I Am Already Okay

The thing inside your heart is never stop disturbing. But sometimes what you feel is really comforting.
Comforting? Well, not for this time. I really feel like I want to explode something terrible inside my heart. Something buoyant.
About what?
I know it's really melancholic when I say this something buoyant is about love? Or adoring?
But that's what I feel. New love or the old one? I think both of them. But I really don't think new love already exists in this time. Let's say it's about inner war. About the logic against heart matters (again).
This war is really irritating. I want my logic win, but this heart thing never leaves me alone.
Please, God, help me pass this moment.
Maybe I was too intense to meet some people who made ​​me feel like this.
Let's keep my heart locked this time. Keep it save and give a little pressure. I think that's not bad thing to do.
*sigh*

Friday, February 03, 2012

Another Kahlil Gibran

Rasa Sakit
Rasa sakitmu adalah pecahnya cangkang yang membungkus pemahamanmu
Bahkan ketika buah batu harus pecah, hatinya harus berdiri di bawah sinar matahari, saat itulah kau akan tahu tentang rasa sakit
Dan kau dapat membiarkan hatimu dalam pengembaraan keajaiban kehidupanmu, rasa sakitmu tidak akan terasa lebih aneh daripada kebahagianmu

Yesung - It Has To Be You

Today, i wander in my memory
I'm pasing around on the end of this way
You're still holding me tightly, even though i can’t see you any more
I'm losing my way again

I'm praying to the sky i want see you and hold you more
that i want to see you and hold you more

HowL & J - Perhaps Love (English)

Don't remember when it happened.
I'd get dizzy just thinking about you.
Because my thoughts kept stretching, my heart was surprised.
It's a little awkward that I keep saying to you that "it's nothing"
And that "my heart's just trifling"

Do Gaji Mal (In The End) – Jung Jae Wook ft. The One

I didn't know it was love, it slowly settled upon me
With a smile like the day’s sunlight, you come my way

I thought it might be love, it quietly crept up
With eyes like the moonlight, you’re smiling

I say I want to know
When I see you I begin to shake with nervousness
no matter how I try to turn away and tell myself it isn’t true
I’m so in love with you. But in the end, it’s you

Hyun Bin -'That Man' in English

One man loves you.
That man loves you with all his heart.
Everyday, he follows you like a shadow.
He is laughing but actually crying.
Just How... How much longer do I have to graze at you this alone?
This love that came like the wind,
This love like a beggar
If I continue this way, will you love me? Oh~
Just come a little bit closer.
A little more.

I Don't Know Why

Well, Korean songs are always sweet. That's why I love them.
I want to post some of my favorite songs in the translation so that everyone knows how it feels.
Now I know Why Jiji and other people love it!
When you read the lyrics, it is like you can feel what the singer feels.
The emotion from the singer is really deep and totally great.

Wednesday, February 01, 2012

I Am Not The Same Girl

"I am not the same girl whom you met yesterday anymore"


Yes, That is really absolutely right. Aku memang bukan gadis yang sama yang kau temui kemarin. Gadis yang masih selalu berada di bawahmu, yang selalu merasa bersalah ketika kau marah padahal aku tidak tahu salahku dimana dan akhirnya selalu aku yang meminta maaf. Aku juga bukan gadis yang akan menjadi pengalah lagi, yang selalu menghindari konflik dan cari aman meski aku yang harus berada di bawah. Bukan, itu adalah masa lalu. Masa lalu yang memberi banyak pelajaran bagiku.

Saatnya Kalian Bersahabat, Hai Logika dan Perasaan.

Belakangan sering sekali logikaku berperang sendiri dengan perasaanku. Aku juga tidak akan munafik sebagai manusia biasa, remaja menjelang dewasa, hal-hal seperti ini sering terjadi. Dulu saat aku menjadi single lagi, rasanya logikaku selalu menang melawan perasaan. Bukannya aku ingin sombong, tapi dulu juga aku bisa berpikir mengalahkan perasaanku. Memang tidak jarang juga aku kalah, tapi hanya sebatas itu. Karena mereka memiliki kuantitas kekuatan yang terkadang berbeda. Tapi sekarang, entah mengapa, rasanya logika dan perasaanku sama-sama kuat. Sama-sama ingin menang. Mungkinkah si perasaan telah lelah selalu mengalah dan mengikuti akal sehatku yang terlalu takut merasakan hal-hal yang untuk sekarang sangat tidak ingin kurasakan?

Aku tidak tahu.