Tuesday, February 26, 2013

Stay and Go

It's been truly hard for me in time. What suddenly and awfully comes up into my line is confusing. Some people say I am just in a bad time but I am the right person. Yeah, okay, sometimes I just think like "do I care?" and then I feel really disgusted of myself being so selfish. I need a moment when I can be me and telling someone what I feel. Telling someone that I have tried hard to be the right one. Telling that I am not in the wrong line at all. Telling that avoiding this feeling is really hard.

*pause

Feeling? Okay, I should remind myself that I am still not so sure about this. This heart thing always changes, right? So, who do I think I am can be so sure about this. But, damn, why do I keep going forward for this?

Ada semacam rindu yang ingin disampaikan tapi tidak ingin didengar.

Surabaya, 26 Februari 2013, 1:15

Ditemukan

Ada hal yang selalu membuatku bingung. Kata orang, menyembunyikan keluhan dan musibah adalah kebajikan. Tapi bagaimana rasanya ketika seseorang membutuhkan tempat untuk sebatas memuntahkan semuanya keluar? Tidak baik?
Ada banyak waktu ketika aku merasa baik-baik saja meski ada yang tidak beres mengenai sesuatu. Oke, aku sudah banyak belajar bahwa senyum, menghibur diri sendiri, dan berada di tengah keramaian membuatku merasa dapat mengembalikan semuanya. Dan memang berdampak baik. Tapi ada waktu ketika aku merasa nyaman sendirian, bermain dengan pikiranku sendiri, dan menghubungkan banyak peristiwa yang sebenarnya tidak berhubungan lalu membuat kesimpulan yang bodoh.
Ada waktu ketika rasanya duniaku akan runtuh dan mungkin aku terlalu sungkan untuk berteriak kepada seseorang. Ini yang paling kubenci, ketika aku benar-benar membutuhkan seseorang tapi aku tidak tahu harus berlari kepada siapa. Ya tentu saja, "mengadulah kepada Tuhan."
Tapi terkadang seseorang membutuhkan orang yang akan berbicara langsung menghiburmu dan memberikan saran.
Bahkan teman terdekatku pernah berkata, "banyak orang bilang aku deket sama kamu, tapi aku merasa belum benar-benar mengenalmu. Rasanya duniamu itu nggak pernah ada masalah ya."
Lalu aku menangis dalam hati. Iya, belum pernah ada orang yang melihatku benar-benar menangis karena aku tidak suka jika kelemahanku terlihat. Tapi sungguh, ada saat dimana aku ingin ditemukan sedang menangis tersedu oleh seseorang yang tepat.

Surabaya, 26 Februari 2013, 00:49

Friday, February 22, 2013

Siklus de Javu

Jika kenangan memang diibaratkan sebagai bunga mimpi yang tidak pernah lenyap, mungkin kenangan tentangmu adalah kenangan yang tidak pernah tenggelam. Aku merindukanmu seperti serigala merindukan bulan. Selalu ada tapi tak tersentuh. Orang bilang kenangan tidak akan pernah kembali tapi aku meyakini ada semacam siklus de javu yang menyebabkanku mengingatmu dengan peristiwa ketidaksengajaan yang telah ditata rapi oleh takdir.

Aku tidak akan bohong jika suatu hari aku merasa nyaman-nyaman saja dengan apa yang ku jalani, lupa dengan semua hal tentangmu, dan tenggelam dalam janji-janji mimpiku sendiri yang begitu sistematis kususun.
Brandcap, ada banyak hal yang membuatku mengingatmu begitu dalam. Ada banyak peristiwa yang membuatku merasa begitu terikat denganmu. Ada banyak rasa yang membuatku bertahan denganmu. Dan ada banyak sosok yang selalu kuingat dan kubanggakan.
Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana cara kita meramu tangis dan tawa bersama. Bagaimana dendam bisa menjadi suatu yang sangat mengerikan. Dan bagaimana dengki bisa menjadi sesuatu yang sangat kubenci. Aku masih saja selalu tertawa mengingat semua air mata yang sedikit sia-sia pada usia pubertas kita. Atau pada canda tawa yang begitu berlebihan dan tidak pada tempatnya. Mungkin juga pada anak kecil dalam diri kita yang tidak pernah dewasa.

Aku benci saat harus merindukanmu sendirian, bertanya-tanya apakah kamu merasakan hal yang sama. Aku benci saat aku begitu ingin mengulang waktu dan melakukan hal-hal yang tidak sempat kita lakukan. Aku merindukanmu begitu dalam hingga dengan egois menginginkan semua itu kembali.

Terima kasih untuk kenangan manisnya, 34 orang luar biasa :)

Surabaya, 22 Februari 2013, dini hari.

Untitled, Surabaya, 2:26 dini hari

Percayalah, Allah tidak pernah tidur. Maka jangan pernah berputus asa dalam kebaikan. Kewajiban kitalah yang sekarang untuk berikhtiar dan berdoa. Tidak peduli dengan apa kata orang. Selama kita yakin apa yang kita lakukan itu baik, ayo jalan. Dulur, monggo. Ayo jadilah penopang yang kuat bagi yang lain. JRC IV sangar kok.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?" Q.S. Ar-Rahman

Wednesday, February 20, 2013

Amfibi

Harga pemahaman itu proses terbang dan menyelam.

Hujan Pergantian Tahun

Hujan turun dan kami senang bukan kepalang.
Menandakan bumi ingin menebarkan bau petrichor yang kami rindukan.
Membawa rasa baru yang menyeruak--membuat senyum di wajah menjadi ekspresi baru yang asing namun menenangkan.

Hujan turun dan kami mulai bosan.
Terkadang ingin merutuk bahkan mengutuk.
Tapi hujan membawa ekspresi menyenangkan asing yang sama--yang sering kami cari saat senyum itu tersembunyi.

Hujan turun dan turun semakin jarang.
Membawa kerinduan yang semakin lama semakin menyesakkan.
Membuat kami pusing tujuh keliling--mengais jejak yang hampir menghilang.

Hujan tidak turun sama sekali.
Tapi ternyata kami akan terbiasa.
Ternyata kami tetap memiliki hujan yang sama--yang membawa segala suka duka dengan gerimis dan badainya.
Hujan yang tidak akan menghilang dan ada sejak awal yang mengganggu cuaca hati kami.