Semua hal yang indah haruslah berakhir.
Ia hanya harus menunggu lebih lama untuk dipermainkan oleh kata.
Ia hanya harus sedikit lebih kuat saat harus terbang lalu tiba-tiba dihempaskan hingga harus bertahan untuk tidak tenggelam.
Terkadang menjadi daun kering lebih baik menurutnya daripada harus menjadi bunga.
Kalau menantikan suatu akhir yang mengharuskan orang yang biasa bersamanya pergi, itu sama saja dengan berharap pada hujan badai yang sama sekali tidak menyeramkan.
Kalau merelakan memang sepahit ini rasanya, mungkin dari awal ia tidak akan mengambil resiko sejauh ia melangkah sekarang.
Tapi bukan penyesalan namanya kalau bukan muncul pada tiap akhir kisah.
Sangat tidak apa-apa sebenarnya, ketika ia selalu pada keadaan stabil yang dengan mudah membicarakan perasaan hanya sebatas hitam dan putih.
Sayangnya bukan itu yang ia rasakan.
Kadang rasanya ia ingin menjadi egois saja, meski ia tahu ia salah.
Tapi, hei, sebenarnya ia juga bukan selalu menjadi pendosa. Karena, astaga, ia tidak salah sepenuhnya.
Oh dear...
Ia hanya harus ingat bahwa terbang memang menyenangkan, tapi ada sesuatu di bawah sana yang siap menghancurkan atau dihancurkan.
Ia hanya harus ingat bahwa tenggelam dapat membuatnya bisa berenang. Tentu saja akan menyenangkan jika ia sudah bisa dan terbiasa berenang.
"Nggak perlu belajar terbang sama berenang atau menyelam sebenarnya, kalau kamu sudah bisa berjalan dengan benar."
No comments:
Post a Comment