Kamu. Pernahkah aku bilang aku rindu? Mungkin pernah, yakin sekali. Karena aku akan selalu berbicara tentang apa yang ada di pikiranku padamu.
Aku tahu aku sangat jarang bertemu denganmu. Entah hanya untuk bertegur sapa atau mulai saling membagi kesenangan dan bahkan nyeri dalam hati. Aku selalu penasaran bagaimana keadaanmu di sana. Apakah baik-baik saja? Atau mungkin sudah merasa seperti rumah. Aku juga penasaran apakah kamu juga akan rindu padaku seperti ini?
Aku tahu aku sangat jarang bertemu denganmu. Entah hanya untuk bertegur sapa atau mulai saling membagi kesenangan dan bahkan nyeri dalam hati. Aku selalu penasaran bagaimana keadaanmu di sana. Apakah baik-baik saja? Atau mungkin sudah merasa seperti rumah. Aku juga penasaran apakah kamu juga akan rindu padaku seperti ini?
Kamu tahu, aku rindu bagaimana kamu dapat menyimpan detil peristiwa pada goresan-goresan pensil yang akhirnya membentuk abstraksi, bahkan gambar. Karena aku hanya bisa menyimpan detil-detil peristiwa pada catatan kaki di setiap tempat yang bisa kutulis.
Jangan lupa mengajakku untuk touring dan kegiatan kelas lain ya, Kamu bilang.
Kamu tahu, hidup adalah pertemuan setiap pertanyaan dan jawaban yang tak saling mengenal tapi akhirnya saling membutuhkan. Sadarkah kamu, pertanyaan dan jawaban itu telah ditemukan.
Aku rindu pada setiap bisu yang kamu buat saat aku mulai membagi sesakku. Barangkali kamu tidak pernah sadar.
Kamu. Memang aku tidak mengingatmu pada setiap detik yang kuhabiskan. Tapi tahukah kamu bahwa mungkin saja kamu terselip di setiap spasi kata yang kutulis. Atau pada bangku kosong di sebelahku saat aku ingin sendiri. Aku tersenyum miring ketika mengingatnya. Karena cuma kamu yang berani menghampiriku saat aku ingin berpikir sendiri.
Atau bahkan pada setiap ucapanmu yang sederhana, karena kamu dengan sangat rendah hati mengorbankan telingamu untukku. Membuatku sangat nyaman membiarkan hujan kecil jatuh pada ujung hidungku. Dan aku tidak akan pernah lupa pada setiap pelukan dan kehangatan yang selalu kamu bagi dengan siapa pun.
Kapan-kapan aku mau main ke rumahmu buat pinjem novel, Zah. Kamu bilang.
Aku masih ingat itu. Dan aku akan tetap menantikanmu datang meski hanya sesingkat permainan kata.
Baik-baik di rumah tetangga ya. :)
untuk Elfaruri Nurfi yang masih dan selalu saya anggap sebagai salah satu WONDER WOMEN FEEDBACK dan selalu menjadi keluarga
No comments:
Post a Comment