Maaf, bisa saya spesifikkan lagi yang dimaksud perempuan mungkin difokuskan kepada saya. Saya, buku, baju, dan sepatu. Yang perlu diketahui, ketiga hal itu memang perempuan banget. Tapi saya jadi paham yang dimaksud dengan kepuasan semu dan hakiki. Kepuasan semu itu bisa dianalogikan ketika kamu sangat tersilaukan oleh benda-benda tersebut, namun setelah itu, kamu akan menyesal membelinya, membuatmu boros setengah mati. Dan yang tertinggal hanya ratapan ke dalam dompet dengan bunyi "hiks". Itu terjadi ketika kamu melihat baju dan sepatu yang menarik. Untungnyaaaaa, saya tidak boros-boros amat. Hanya saja kalau memang sudah kepingin beli bangeeet, harus nahan-nahan.
Berbeda dengan analogi kepuasan hakiki. Kepuasan hakiki itu bisa dianalogikan ketika kamu mengunjungi toko buku. Di sana, kamu akan menyukai begitu banyak buku, sama halnya ketika kamu menyukai baju dan sepatu. Hanya saja kamu dapat membacanya, entah hanya pada sampul belakang atau kebetulan menemukan buku yang sudah tidak tersegel (biasanya kalau saya sudah terlanjur SANGAT tertarik, sedikit merusak segel bisa kali ya). Hal menariknya adalah, sesingkat apapun waktumu membacanya, kamu akan memasuki dunia di mana hanya ada tentang kamu dan buku itu. Melupakan semua hal yang membuatmu resah, marah, jengkel, rindu, bahagia, dan lain sebagainya. Dan dunia baru yang kamu kunjungi memang tidak selalu menyenangkan, tapi kamu bisa beralih ke buku yang lain untuk mencari dunia yang menyenangkan. Jadi, saya selalu tahu harus berlari ke mana selain bersujud. Bukankah ibadah bukan hanya tentang berada di atas sajadah? Mencari ilmu juga ibadah, kan?
"Sebaik-baik teman duduk adalah buku." - La Tahzan Book
No comments:
Post a Comment