Nah, ini kejadian disponsori oleh pembimbing Kerja Praktik saya yang super semangat dan nyenengin kalau diajak diskusi. Suatu ketika di tempat KP, seperti KP kebanyakan yang kalau menganggur menyebabkan kantuk yang sangat, aku tertidur (bukan ding, tidur yang disengaja karena ngantuk berat kena AC). Hingga suatu waktu kemudian, pembimbing KP saya masuk ruangan.
Pembimbing: Kok lemes kamu?
Saya: Iya, pak. Lha kena AC pak. Nganggur juga jadi bawaannya ngantuk.
Pembimbing: Walah Zah, Zah. Tapi sekarang sudah bangun tidur semangat lagi
(saya tertawa)
Pembimbing: Anak ini lho wajahnya selalu tertawa, kemana-mana selalu tertawa.
Akhmad (temen sekelompok): Wah iya pak, dia ini alay memang pak, sudah terkenal.
Saya: He, ngawur.
Lisa (temen sekelompok juga): *mbatin senyum-senyum*
Pembimbing: Iya, Izzah ini tipe orang yang mukanya selalu ketawa. Ada masalah ketawa, kehilangan uang ketawa. Ada gempa ketawa. Ketawa aja bawaannya.
Saya: Wah, iya pak. Baik itu pak berarti membawa kesenangan. Hahaha
Lisa: *mbatin senyum-senyum agak ngenyek*
Akhmad: Wah, aslinya ya galauan pak, tapi tetep berisik pak memang dia ini.
Ya, mungkin juga udah kutukan. Tapi kalau memang kutukan, berarti kutukan ini kutukan yang harus disyukuri. Karena ternyata wajah saya di-default menjadi wajah yang ditakdirkan selalu tertawa. Wah, itu baik dan menambah ke-charming-anku plus plus plus pluuuusss. Hahaha
Jadi kalau ada apa-apa ya cuma orang terdekat yang tahu. Di sisi lain kalau memang bisa asyik bikin orang tertawa juga kan malah bagus.
Selalu bersyukur sama yang sudah diberi Allah.
Tapi katanya kalau saya sedang ada masalah keliatan banget soalnya saya jadi lebih pendiam. Pendiamnya sih nggak banget-banget, cuma karena biasanya berisiknya banget-banget, jadi pendiam sedikit jadi keliatan aneh. Hadeeeeh -___-"
No comments:
Post a Comment