Seperti anak-anak yang lain, mungkin mereka dididik melalui akrabnya tubuh mereka dengan pukulan, atau mungkin kata-kata tajam, serta ada yang selalu mendengar manisnya kata-kata. Ada pula yang dididik dengan emosi tertata, di sisi lain dengan dramatis menjalani kehidupan. Siapa yang tahu? Karena mereka mempunyai caranya masing-masing dalam mendidik.
Maka, kami juga punya. Entah seperti apa mereka mendeskripsikannya. Entah seperti apa mereka menilainya. Toh, kami juga bukan pendidik yang sempurna. Tapi semoga saja meski tidak sempurna kami tetap mau belajar melihat dan mendengarkan. Kalau memang lemah dalam melihat atau mendengarkan, kalau memang cara mendidik yang jauh dari sempurna ini kurang baik, maka jangan ditiru. Ambillah yang baik, belajarlah dari yang tidak baik. Sehingga tidak akan terulang hal-hal yang dinilai tidak baik lagi.
Semoga sama-sama tetap tidak habis semangatnya untuk belajar.
No comments:
Post a Comment