Tuesday, February 18, 2014

Diamlah.

Sst, diamlah sebentar.
Maka kamu akan mendengar kepak-kepak menyenangkan yang kamu abaikan.

Diamlah sebentar.
Maka kamu akan menikmati matamu memandang sesuatu yang kamu anggap biasa ternyata bisa menjadi indah.

Kumohon, diamlah.
Maka kamu akan merasakan rasa yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.

Karena tidak perlu menjadi seberisik itu untuk menyadari sesuatu yang hakiki. Tidak perlu kegaduhan untuk menyadari sesuatu yang berharga.

Jadi diamlah.
Membutuhkan ketenangan untuk mengetahui apa yang semu dan abadi.

Friday, February 14, 2014

Kutukan "Wajahmu tipe wajah yang selalu tertawa."

Nah, ini kejadian disponsori oleh pembimbing Kerja Praktik saya yang super semangat dan nyenengin kalau diajak diskusi. Suatu ketika di tempat KP, seperti KP kebanyakan yang kalau menganggur menyebabkan kantuk yang sangat, aku tertidur (bukan ding, tidur yang disengaja karena ngantuk berat kena AC). Hingga suatu waktu kemudian, pembimbing KP saya masuk ruangan.

Pembimbing: Kok lemes kamu?
Saya: Iya, pak. Lha kena AC pak. Nganggur juga jadi bawaannya ngantuk.
Pembimbing: Walah Zah, Zah. Tapi sekarang sudah bangun tidur semangat lagi
(saya tertawa)
Pembimbing: Anak ini lho wajahnya selalu tertawa, kemana-mana selalu tertawa.
Akhmad (temen sekelompok): Wah iya pak, dia ini alay memang pak, sudah terkenal.
Saya: He, ngawur.
Lisa (temen sekelompok juga): *mbatin senyum-senyum*
Pembimbing: Iya, Izzah ini tipe orang yang mukanya selalu ketawa. Ada masalah ketawa, kehilangan uang ketawa. Ada gempa ketawa. Ketawa aja bawaannya.
Saya: Wah, iya pak. Baik itu pak berarti membawa kesenangan. Hahaha
Lisa: *mbatin senyum-senyum agak ngenyek*
Akhmad: Wah, aslinya ya galauan pak, tapi tetep berisik pak memang dia ini.

Ya, mungkin juga udah kutukan. Tapi kalau memang kutukan, berarti kutukan ini kutukan yang harus disyukuri. Karena ternyata wajah saya di-default menjadi wajah yang ditakdirkan selalu tertawa. Wah, itu baik dan menambah ke-charming-anku plus plus plus pluuuusss. Hahaha
Jadi kalau ada apa-apa ya cuma orang terdekat yang tahu. Di sisi lain kalau memang bisa asyik bikin orang tertawa juga kan malah bagus.

Selalu bersyukur sama yang sudah diberi Allah.

Tapi katanya kalau saya sedang ada masalah keliatan banget soalnya saya jadi lebih pendiam. Pendiamnya sih nggak banget-banget, cuma karena biasanya berisiknya banget-banget, jadi pendiam sedikit jadi keliatan aneh. Hadeeeeh -___-"

Ada

Ada berita yang ingin kubagikan padamu, karena itu penting bagiku. Kalau kau mau.

Ada kisah panjang yang jika kuceritakan tak kan cukup waktu setahun dua tahun untuk kau dengarkan. Mungkin sepanjang umur kita. Karena itu tentang kita. Kalau kau mau.

Ada kota gerah yang ingin kutunjukkan padamu, karena bagiku ini rumahku. Kalau kau mau.

Ada cita-cita yang ingin kubagi denganmu, karena itu duniaku. Kalau kau mau.

Ada jalan yang ingin kulalui bersamamu, karena setiap pagi aku melewatinya, dan jiwaku sudah melekat disana. Kalau kau mau.

Ada lagu-lagu yang ingin kunyanyikan denganmu, karena lirik dan nada mereka mewakili hatiku. Kalau kau mau.

Ada rintik hujan yang ingin kuberikan padamu, karena tak ada salju yang indah disini. Kalau kau mau.

Ada Semesta yang ingin kubagikan. Denganmu yang tak kukenal. Denganmu yang entah siapa tuhan memutuskan. Denganmu yang mungkin sedang sibuk dengan hidupmu yang tidak mudah. Denganmu yang mungkin sedang berjuang melawan dunia. Denganmu yang mungkin sedang tidak berjaya. Denganmu yang mungkin sedang berdoa.

Ada Semesta yang bisa kita tinggali bersama. Ada.

-Dani Wardiani

Thursday, February 13, 2014

2:24 p.m.

Ketika ada air mata jatuh karena seseorang yang saat ditanya alasannya kamu tidak tahu, maka anggaplah air mata itu adalah bukti bahwa rasa-sayang-yang-tidak-perlu-balasan itu benar-benar ada.


Posted via Blogaway

Wednesday, February 12, 2014

Jadi Orang Indonesia

Ini kejadian setelah aku selesai rapat tim pemandu pelopor. AYEY! Mangats LKMM TM VI PENS.
Terus udah malam, ikannya bobok. Jadi aku pengen ikutan bobok. (nggak, pengen pulang kencan sama kasur aja).
Si moti (motor item keceku) ada di kampus. Jadi buat menuju moti tercinta, aku nebeng temen sefasil anak telkom, Ary. Menuju kampus berarti kita harus puter balik dulu. Cuma, tempat puter baliknya jauh abis jadi agak males juga. Perlu dicatat, aku pengguna jalan yang lumayan baik, Ary juga.
Entah apa yang merasuki Ary, dia puter balik di tempat yang seharusnya nggak dilewatin buat puter balik (bingung? Baca ulang. Masih bingung mbayangin? Baca lagi sampe paham bro), yah meski banyak yang lewat situ juga.

Aku: Lho, Ry, kok lewat sini? Nggak boleh itu lho tandanya.
Ary: Aku mau jadi orang Indonesia, Zzah.
Aku: Ha? Orang Indonesia?
Ary: Iya, selama ini aku jadi orang internasional, taat aturan. Nah, aku lagi pengen jadi orang Indonesia.
Aku: hahaha, ya ampun, sungguhan ini ngejek abis.

Sarkastik sama omongan jleb nya dia lagi kumat. Tapi waktu mendengar komentarnya, aku jadi banyak nostalgia juga. Terutama waktu aku jadi pengguna jalan. Orang-orang yang jalan sebelum lampu lalu lintas jadi hijau. Ngebut nggak karuan bikin pengguna jalan sespesies kayak aku jantungan. Dan lain sebagainya.
Orang Indonesia paham kok apa yang benar dan nggak benar buat dilakukan. Kan orang Indonesia pinter dan cerdas (cerdas ngeles juga, cerdas cari peluang yang agak melenceng juga). Nah, semoga tulisan berantakan ini bisa dipakai untuk refleksi. Sudah sekeren apa sih kita sebagai orang Indonesia?

I am who I am and I don't care what you say

Itu judul yang agak kontroversi kayaknya, ya. Agak jahat juga, seperti memberi kesan kayak "kalo gue mau kayak gini, terus lo mau apa?"
Bukan, bukan jenis begituan yang mau kubahas di sini. Keep humble ya, guys. Tetap merendah meski kamu merasa paling kece abis. *uhuk, merasa terpanggil kalo mbahas kece*
Jadi, yang akan kubahas adalah tentang originalitas diri, keterbukaan, kejujuran, dan tanpa kemunafikan.
Aku paling nggak suka berada di lingkungan yang orangnya suka banget jaga imej sampai-sampai orang tersebut nggak bisa jadi dirinya sendiri. Itu sungguh nggak banget. Jangan-jangan temennya dia itu berteman sama imejnya. Bukan dia yang apa adanya.
Maka dari itu, sebisa mungkin, aku nggak pengen ikut terjebak di lingkaran menyebalkan yang memaksa seseorang harus pakai topeng dan takut menunjukkan dirinya apa adanya.
Bukan berarti apa adanya itu kalo kita punya sifat jelek (parameter Allah lho ya bukan manusia) ya woles-woles aja ditunjukin. Bukan. Apa adanya berarti kamu menjadi kamu dengan jujur, berani mengutarakan apa yang ada di kepalamu, tidak pernah takut pada pendapat orang tentangmu. DENGAN CATATAN, ada batasan yang jelas-jelas harus dipatuhi. Menjadi kamu adalah menjadi apa adanya dengan menghormati keberadaan orang lain. Menjadi kamu adalah menjadi penyuara pikiran lantang dan kebenaran yang kamu yakini. Cuma jangan lupa, telinga diciptakan sepasang karena kita harus lebih sering mendengarkan.

Ada di Langit

Aku tinggal dibumi. Tapi, carilah aku di langit. Sebab aku tertahan diantara bintang-bintang. Kau jemput aku dengan doa-doa setelah shalatmu. Kau tengadahkan tanganmu atau bersujud, berdoalah untuk memintaku. Aku tertahan dan garis batas yang membentang diantara kita selebar langit dan bumi.

Aku tinggal di bumi, tapi carilah aku di langit. Di sepertiga malammu saat Tuhan turun ke langit bumi. Mintalah aku yang berada di genggaman tangan-Nya.

Percuma mencariku di bumi, sebab kunci itu ada di langit. Kunci yang akan menghapus garis batas diantara kita. Mengubah garis yang tadinya neraka, menjadi surga.

Aku berada di tempat yang tidak bisa kau temui di bumi. Tapi kau bisa menemuiku di langit, meski bukan wujud kita yang bertemu. Melainkan doa-doa kita yang menggetarkan singgasana-Nya. Temukan aku di langit, didalam doa-doa panjangmu. Didalam harapanmu. Meski kita tidak saling tahu nama, tidak saling tahu rupa. Jemputlah aku dilangit. Sebab aku tahu, kau mengenalku bukan karena nama dan rupa. Doa kita telah bertemu sebelum fisik kita.

Mudah bagi-Nya membuat kita kemudian bertemu. Tidak hanya bertemu namun juga disatukan. Sebagaimana doa-doa yang sebelumnya telah kita panjatkan. Pertemuan kita yang pertama berada di langit, kan? Sekarang kau tahu, mengapa aku memintamu mencariku di langit?
Bandung, 11 Februari 2014 |
(c)kurniawangunadi

“ Puncak dari cinta itu adalah doa. Sebab melibatkan Tuhan sebagai pihak ketiga.”
Kurniawan Gunadi

Jatuh Cinta Akut dengan Huruf Belok-belok dan Keriting

Aku sedang merasakan jatuh cinta akut yang super menyenangkan yang aku sendiri ingin perasaan ini terus seperti dibakar dan tidak ada habisnya. Aku sedang jatuh cinta akut pada huruf belok-belok dan keriting yang sangat akrab di rumah-rumah agen Allah. Aku sedang jatuh cinta pada juz 30 dari Al-Quran. Aku sedang tepat jatuh di Surat Al-Balad. Dan sekarang aku sedang jatuh cinta akut dengan mengingat huruf, makhraj, dan tajwidnya.

Aku merasa begitu beruntung merasa jatuh cinta pada Al-Quran. Aku juga merasa begitu beruntung memiliki adik perempuan yang jauh lebih pintar menghafal Al-Quran. Namanya Salsa. Panggilan kesayanganku padanya adalah Sambiz. Kebetulan sekarang sedang menimba ilmu di Islamic Boarding School di Malang.

Suatu ketika saat aku dan dia berada di musala sekolahnya.
Aku: Mbiz, kalo lulus dari sini minimal harus hafal berapa juz?
Adik: juz 29 sama juz 30, mbak. Ditambah surat terakhir dari juz 28.
Aku: Wih, kamu kan mau lulus berarti sudah hafal?
Adik: Ya gitu itu mbak.
Aku: Aku kok susah hafalan ya, Mbiz.
Adik: Walah, Chul. Kata ustadzahku gitu itu jangan suka nyanyi. Nanti Allah iri.
Aku: Sudah tua paling, ya. Jadi sudah banyak dosanya. Aku habis gini simak in hafalan Al-Balad ya.
Adik: iya, Chul. Gitu itu bacaen terus biar cepet hafal.
Aku: Sudah, Mbiz. Sama nyetir motor malah.

Lalu, dia salat sedangkan aku menunggunya. Aku melihatnya dari belakang. Ada perasaan sayang yang membuncah saat itu. Entah karena aku begitu rindu tidak melihatnya begitu lama atau perasaan bangga luar biasa. Atau mungkin perasaan iri kepadanya. Karena dia masih begitu murni dan putih. Mataku berkaca-kaca.

Aku mulai melafalkan Al-Balad yang baru kuhafal 10 ayat pertama. Iya, surat di juz 30 masih banyak yang belum kuhafal. Iya, aku sekarang begitu menyesal mengapa dulu saat di Sekolah Dasar aku tidak lebih giat menghafal. Lalu sekarang tiba-tiba telah merasa begitu tua.

Well, yang aku tahu selama aku tidak ingin berhenti belajar ilmu yang baik, maka selalu ada jalan untuk mengerti dan paham.

Karena belajar sesuatu dari nol pun tidak pernah mengenal umur.
Apalagi jika tinggal melanjutkan.
Semoga jatuh cinta akut ini abadi.

Friday, February 07, 2014

Kamu boleh lelah selelah-lelahnya, tapi belum saatnya kamu mengeluh. Kamu boleh menangis sekeras-kerasnya, tapi belum saatnya siapapun tahu.

Manusia di-default untuk bertarung dan menang. Manusia hanya bisa kalah melawan dirinya sendiri, bukan orang lain.

You, girl, just remember.
Just because you want to look strong doesn't mean you have to be like superman.
You, just remember, when you feel heavy, sad, and lonely. You always know where you have to go. Go find the way, do the best, Allah will do the rest.

Karena dinilai mampu, maka sesederhana mendengarkan satu sama lain dianggap buang-buang waktu. Karena terbiasa diam, maka kamu akan terbiasa meredam dan memendam.
Padahal kamu butuh, kadang bukan saja solusi, tapi telinga untuk mendengarkan.
Karena bukan pintar yang dibutuhkan, tetapi peduli.

"apa yang terjadi?"
"kamu tidak baik-baik saja. Ada apa?"
"cerita saja. Memang sepertinya tidak bisa membantu banyak. Tapi mungkin membuatmu lebih baik sehingga bersemangat lagi."

Kadang yang dirindukan hanya kalimat sejenis yang sesederhana itu.
Well, maybe it is because myself hating someone else sees my weakness.

Perempuan dan hatinya. Perempuan dan misterinya. Perempuan dan sifatnya. Perempuan dan rasa malunya. Perempuan dan ketegarannya.
Perempuan. Maka dari sanalah kamu akan dinilai. Maka dari sanalah kamu akan diuji.

Monday, February 03, 2014

Karena hatimu itu bukan untuk kau turuti senangnya. Bukan untuk dimanja-manja. Bukan untuk kau beri segala apa yang kau mau.
Hati itu untuk diajari. Diajari untuk berbuat benar. Diajari untuk ikut berpikir. Diajari untuk merasakan bahwa tersakiti itu bukan hal yang menyenangkan, maka kau tahu bahwa menyakiti orang lain akan melukai hati mereka. Diajari untuk bahagia seburuk apapun cuaca. Tak mengapa kau meninggalkan apa-apa yang hatimu inginkan, untuk tetap lurus ke pilihan yang kau anggap benar. Karena suatu hari, tuhan akan memberikan kebahagiaan yang lain. Yang tak akan kau dapatkan dengan menuruti saja hatimu.
Hatimu berhak bahagia, bukan sekedar suka dan senang sesaat. Hatimu berhak diajari untuk bahagia dengan kebenaran. Hatimu berhak diajari mencintai kebenaran. Hatimu berhak diajari untuk mengesampingkan rasa senang yang tidak pada tempatnya.

Karena hati itu tidak untuk dituruti, tapi untuk diajari -Arlina-

Repost: dani wardiani