Tuesday, December 30, 2014

Surat dari yang lampau.

Bagaimana rupamu masa depan? Apakah masih sama seperti janji yang kau ucapkan dulu. Bahwa niat itu masih sama. Mengajakku bersama menjalani hari hingga nanti. Masihkah seperti sepasang doa yang saling menjaga?
Telinga ini begitu mengingat senandung yang pernah kau lantunkan hingga membuat hujan di sudut mata. Apakah telingamu menjadi begitu lelah mendengarku bicara?
Kalau aku meminta hatimu untuk tetap terjaga, egoiskah, masa depan? Untuk terjaga dari janji yang kau usahakan untukku.

Monday, December 29, 2014

Maaf, belakangan jauh sekali rasanya dari-Mu.

Friday, December 05, 2014

Kepada Wanita,

Dia yang mengalihkan duniamu belum tentu memperjuangkanmu. Namun, dia yang memperjuangkanmu akan mengalihkan dan mewarnai duniamu seiring berjalannnya waktu.

-Kurniawan Gunadi

Thursday, November 27, 2014

From the start I say, i prefer truth, bitter or sweet of it.


Setiap orang yang menikah pasti berubah. Tidak akan pernah lagi sama seperti ketika dia masih sendiri, misal dalam bergaul ataupun caranya memutuskan sebuah perkara. Sebab di belakangnya telah berdiri pertimbangan-pertimbangan baru yang berbeda dengan ketika dia masih sendiri.- Kurniawan Gunadi

Saturday, November 15, 2014

Belajar Bareng Hati ._.

"Karena hati bukan untuk kau turuti senangnya saja, tetapi untuk diajari."

Lagi-lagi teringat kata-kata itu. Pada akhirnya, memang susah mengajari hati untuk mengerti. Bukan semudah otak yang dapat diajari lalu paham. Hati begitu berbeda. Bahkan setelah belajar bertahun-tahun pun, hati dapat melakukan kesalahan yang sama hanya karena picuan kecil, karena ketidaksengajaan kecil.
Mungkin lewat keegoisan menuruti hatimu, yang kamu sadar itu salah atau akan benar-benar salah ketika diteruskan. Tapi tetap kamu melakukannya. Kenapa menurutmu dapat seperti itu?
Atau mungkin lewat cara yang menyakiti, tentang berhenti peduli.
Hati harus banyak-banyak belajar berpikir sebelum bertindak. Karena hatimu harus diajari menghargai hati-hati yang lain. Karena hatimu harus paham menjaga hatinya. Karena hatimu adalah sumber dimana semua hal bermuara.
Maka berikan hatimu kepada yang berhak memilikinya.
Hatimu harus bahagia, dengan cara yang baik.

Wednesday, November 12, 2014

Tiga perkara.

"Tiga perkara yang serius dan bercandanya sama-sama dianggap serius, yakni nikah, talak, dan rujuk." HR. Abu Daud.

See? Hati-hati dalam berucap ya agen Allah.

Tuesday, November 11, 2014

"Sakit dan penyesalan karena menyakiti akan bertahan lebih lama dari sakit karena disakiti."

SelfNote

Wednesday, November 05, 2014

Saturday, November 01, 2014

Doa, doa, doa, doa, doa, doa, doa.
Ada yang menyapamu diam-diam tidak?

Sunday, October 19, 2014

Karena bagi yang sungguh-sungguh memperjuangkan, menyerah bukan perkara mudah.

Meluluskan Diri

Musim hujan mulai datang sembunyi-sembunyi. Malam menjadi sangat dingin. Siang menjadi cemas takut tiba-tiba basah. Para kelinci saling menghangatkan. Baru aku sadari, hanya aku sendiri yang kebingungan.

Aku terlanjur masuk dalam awal musim hujan. Tersesat di dalamnya akibat penasaran. Semakin jauh berjalan semakin tidak menemukan. Ingin bertanya tapi tidak ada satupun yang memiliki jawaban. Jadi aku terus saja berjalan kedepan.

Beberapa kali terdengar awan memberikan petunjuk. Namun setiap aku mengikuti petunjuknya, tetap saja aku tidak bisa menemukan dirimu. Andai saja kau mau muncul sebentar, lalu beri tahu aku jalan mana yang harus aku tempuh, mungkin aku tidak akan berusaha selelah ini. Tapi sayangnya, kau tidak pernah mau.

Kau selalu meminta agar aku segera menemukan dirimu. Bagaimana bisa lekas sampai jika aku tidak pernah tahu jalan mana yang paling cepat. Kau seringkali menuntut aku untuk mengerti. Bagaimana bisa aku mengerti ketika sama sekali kau tidak mau menjelaskan.

Dengar, jika kita ingin segera lulus dari kotak-kotak ini, aku dan kau harus bekerja sama. Aku dan kau harus saling memberi tahu harus lewat jalan mana. Kau memang tidak bisa membaca pikiran, aku juga sama. Tidak bisa kita mendapatkan apa yang kita mau sembari diam. Rasa tidak turun bersama hujan ,sayang. Rasa turun bersama mata kita yang mau mencari satu sama lain.
-Sinta Marlita

Wednesday, October 08, 2014

Percaya kata-kata akan membuat harapan yang terlalu tinggi. Lihat pada perbuatan saja.
Yang penting berbuat baik pada siapa saja. Kalau dijahati, itu urusannya dengan Tuhan.
How can we understand if we do not know the problems?

Friday, October 03, 2014

Note To Self

Kalau capek minta dan nggak bisa terlaksana, belajar buat nggak minta. Kalau yakin ini untuk seterusnya, latihan mengerti yang banyak, latihan sabar yang banyak.

Memanfaatkan waktu.

Tuesday, September 30, 2014

Cause you dont buy happiness, you create happiness.

Staying with you means i will tell you everything that happens in my days, even it is good or bad, matters or not. Cause being with you is everything even sometimes makes me cry, laugh, smile, blush. It doesn't matter and, yes, I am so thankful for staying together.

Thursday, September 18, 2014

Kalau sudah sepakat, berarti harus mati-matian saling mempertahankan. Mempertahankan itu susah, itulah mengapa banyak orang lebih memilih jatuh cinta lagi.
Tapi aku dan kamu bukan sembarangan yang membentuk kata "kita". Semangat berjuang ya, kita :)

Tuesday, September 16, 2014

Mengikhlaskan adalah jalan di mana kamu akan memiliki semua yang kamu inginkan, bukan malah akan kehilangan.  Itulah sebabnya mengapa ikhlas itu susah.

Sunday, September 14, 2014

Diam.

“Wanita yang terbaik adalah wanita yang menyenangkan kamu tatkala kamu melihatnya, mematuhimu ketika kamu memerintahnya, menjaga dirinya sendiri (kesuciannya) dan harta kamu dalam ketiadaan kamu.” (HR. At-Thabrani)

Kalau Dosen saya pernah bilang, "Nanti kalau sudah berkeluarga, aib suamimu merupakan aibmu juga. Kalau punya masalah, orang lain tidak boleh tahu, anak saja tidak boleh tahu. Istri yang baik menjaga kehormatan suami."

Grow up! :D

Saturday, September 13, 2014

Bismillah, selalu kembali pada-Mu.

Dari Abu Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita solehah''(HR. Muslim: 3649,Nasai,Ibnu Majah)
Mission
Dari Abu Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita solehah''(HR.Muslim:3649,Nasai,Ibnu Majah)
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sifat-sifat Istri Shalihah
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara mereka.” (An-Nisa: 34)

Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam perkara yang ma‘ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di sampingnya.

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa‘di rahimahullah berkata: “Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman: “Wanita shalihah adalah yang taat,” yakni taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, “Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam:

عَسَى رَبُّهُ إِنْ طَلَّقَكُنَّ أَنْ يُبْدِلَهُ أَزْوَاجًا خَيْرًا مِنْكُنَّ مُسْلِمَاتٍ مُؤْمِنَاتٍ

قَانِتَاتٍ تآئِبَاتٍ عَابِدَاتٍ سآئِحَاتٍ ثَيِّبَاتٍ وَأَبْكَارًا

“Jika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, ‘abidat, saihat dari kalangan janda ataupun gadis.” (At-Tahrim: 5)

Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:

a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta‘ala dan perintah Rasul-Nya.

b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala

c. Qanitat: wanita-wanita yang taat

d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.

e. ‘Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur’an adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).

f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami‘ li Ahkamil Qur’an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا،

قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai.” (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ no. 660, 661)

Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah adalah sebagai berikut:

1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.

4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi, tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.

5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.

6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. Ia menjaga kehormatannya dari tangan yang hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar. Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.

Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:

1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا،

الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا،

وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya:

“Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ

وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ

“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436)

Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah,Aamiin ya Rabbal'alamin



https://www.facebook.com/pages/Dunia-Adalah-PerhiasanSebaik-baik-Perhiasan-Adalah-Wanita-Sholehah/143226049097618?sk=info

Muka Ibu-ibu, Aslinya Masih Unyu-unyu

"Ini Kabiro Kaderisasi, Mbak Izzah, ya." Kata MC (ELKA 2013) saat serah terima jabatan, "beliau ini, sungguh keibuan sekali."

hahahaha ngakak. Jadi ingat si Mbak Rahma di tempat kerja ditanyain sebelahnya, "Mbak Icha yang sering sama kamu itu, anaknya sudah berapa?"

Oh meeeeen -_____-"

Di sisi lain ada yang mengira saya masih mahasiswa baru.

Ibu Keren

"Lihat-lihat dulu nduk, kamu kepingin ambil beasiswa S2 tujuannya untuk apa. Kalo aku memang sengaja kepingin Eropa soalnya akses kemana-mana mudah, sekalian jalan-jalan. Hehe. Ada temenku cewek malah kepingin sampai S3, niatnya untuk mendidik anak. Kalau sudah tahu tujuannya, jadi lebih mudah menentukan tujuan tempatnya. Paling enak lagi kalo kuliah sudah ada pendamping jadi bisa saling mendukung. Apalagi kamu cewek lho."
Hendra - Meka 2010

Oh. Wow. Sekolah tinggi untuk mendidik anak. Saya setuju sekali sama tujuan mbak kece di atas. Harus jadi Ibu bijak dan cerdas untuk mendidik anak. Bahkan dosen saya pernah bilang, "Kuliah itu bukan hanya tentang akademiknya, sebenarnya kuliah itu bagaimana cara mengembangkan diri dan pola pikir. Lihat saja yang besar di jalanan dengan yang besar di instansi pendidikan. Ada bedanya, kan?"

Semangat!

Friday, September 05, 2014

On the night like this.

Ada kaca yang belakangan sering saya gunakan karena sepertinya sudah lama saya khilaf tidak menggunakannya. Dan itu kamu. Iya, terima kasih sudah diingatkan sebegini banyak.
Lalu ada kaca tanpa cacat dan tanpa cela. Dikhianati pun tidak pecah, tidak rusak. Dan itu Tuhan, sebagai kaca berikutnya. 
Kalau sudah berkaca dengan baik berarti sudah menemukan apa yang kurang. Kalau sudah menemukan yang kurang berarti sudah tahu tindakan yang akan diambil. Nah, karena sudah tahu yang seharusnya dilakukan, bukan dimengerti saja. Ilmu tidak digunakan ya sama saja, lama-lama lupa lagi. 
Cambuk diri sendiri itu penting. Lebih penting dari cambuk untuk orang lain. Setidaknya manusia berubah untuk lebih baik pasti yang pertama untuk dirinya sendiri. Tapi pada akhirnya akan berdampak pada lingkungan. 
Kalau sering dicurhati orang tentang masalah mereka, lalu bisa memberi saran yang keren sekali, harusnya cambuk diri saya juga berfungsi sama untuk diri saya.
Masalah itu bukan dihadapi dengan cara yang jahat. Bukan diperangi dengan senyum masam, bersedih hati, dan sengsara. Bukan diambil jeleknya saja. Tapi harus bersahabat dengannya, memeluknya erat-erat, jadi sahabat. Karena hidup itu persoalan ketentraman hati. Seh-mah-ngat!


On the night like this
There's so many things I want to tell you
On the night like this
There's so many things I want to show you

Cause when you're around
I feel safe and warm
Cause When you're around
I can fall in love every day

In the case like this
There are a thousand good reasons
I want you to stay...


Tiba-tiba berasa unyu dan dramatis dan romantis dan berlebihan, meski jadinya bisa mewek, ketawa, senyum, diem, bikin resek, dibalesin resek, mem-bully, di-bully, dan sebagainya. Tapi biarkan saja, yang penting mengarah ke hal yang baik.

Dipeluk Malaikat

Kamu tahu nangis yang nggak ada yang puk-puk atau peluk tapi rasanya malah kayak dinaungi ribuan malaikat langit? Merasa tenang meski menangis karena ternyata kamu butuh?
Pas kamu sujud, pas kamu sholat, pas kamu lagi asyik dan anget banget berduaan sama Allah, yaitu saat kamu berdoa yang tulus dan doa yang baik. Saat-saat begitu, kamu bakal jadi lebih kuat terus. Ternyata di saat tersepi pun kamu bisa merasa ramai.

“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (HR. Muslim no. 4912).

Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana (caranya) kamu menetapkan?
Maka apakah kamu tidak memikirkan?
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata?

-As-Saffat : 154-156

Loh, Cha. Ditegur Allah pake banget. Hiks

"I open at the close."

Thursday, September 04, 2014

Tuhan Sedang Cemburu

Tuhan sedang cemburu habis-habisan kepadaku. Alhamdulillah.
Kalau sedang dicemburui begini, jadi susah konsennya kemana-mana. Sedikit jauh dari keramaian, melamun dan mudah terbawa sedih. Mau mengerjakan apa-apa juga akhirnya galau sendiri. Ih.
Tapi yang penting doanya harus semakin keren. Kalau dicemburui begini, berarti masalah yang datang juga bakal keren, jadi ini tandanya mau naik level. Sudah ada tangganya. Tinggal memilih mau naik atau tidak. Kalau sudah memilih naik, harusnya usahanya juga keren biar levelnya keren.

Terima kasih sudah cemburu, Tuhan. Terima kasih sudah menyayangiku sebegini kerennya. Yang ini, saya nggak mau menyerah.

Wednesday, September 03, 2014

Angkuh dan Tuli

"Inna sa'yakum lasyattaa"
Sungguh usaha manusia itu bermacam-macam. (QS. Al-Lail:4)

"Kamu, tidak pernah ada yang memaksa kamu harus berjuang seberapa gigih atau seberapa keras tentang sesuatu. Lagi-lagi karena parameter setiap orang itu berbeda dan tidak mungkin kamu memuaskan setiap orang. Yang perlu diingat, jangan pernah menjadi angkuh dan tuli, merasa paling sempurna dan tidak melihat sekitar. Berusahalah yang baik, karena usaha selalu berbanding lurus dengan hasil. Jangan melupakan lingkunganmu. Jangan pernah lelah untuk berbagi. Karena kamu akan merasa kaya saat kamu memberi banyak. Barakallah kamu."

Tulisan itu sengaja kutulis untukku sendiri, sebagai pengingat diri. Sengaja kutulis di catatan kuliah, rapat, dan curhat dalam satu buku yang sama. Buku yang kubeli bersamanya.

Ada pesan singkat yang lumayan panjang yang sengaja kusimpan. Pesan singkat bernada sarkas namun berpuisi dan bersajak. Tumben sekali kan? 
Itu adalah pesan singkat yang selalu membuatku sedih ketika membacanya. Meski begitu beberapa hari ini pesan itu selalu kubaca. Bukan karena sakit hati, namun karena aku tahu aku salah dan aku tahu apa yang dikatakannya tentangku benar.

Ini tentang aku yang terlalu merasa sempurna akan sesuatu. Tentangku yang terlalu meminta banyak. Tentangku yang lupa. Tentangku yang telah menjadi angkuh dan tuli. Tentangku yang menyakiti orang yang seharusnya tidak kusakiti, setidaknya dia tidak pantas disakiti.


This is how you should remember that no one is perfect. People look perfect because they see the beautiful details of their imperfection.

Sunday, August 31, 2014

You're Mine :3







Wallahu a'lam, Insya Allah.
Amin.

posting unyu :3 )

Thursday, August 21, 2014

Jengkel.

Kalau hati sedang runyam, jengkel sekali dengan seseorang, berusaha mengikhlaskan juga masih susah. Namanya hati, ternyata tidak bisa dipaksa meski telah ada niat baik untuk ikhlas.
Yang perlu dilakukan ambil pelajaran saja, lalu berdoa. Agar tidak melakukan hal yang sama yang dilakukan orang itu karena hati ini pernah diperlakukan tidak enak. Agar tidak membuat orang lain jengkel juga.

Karena sesungguhnya saat seseorang telah jengkel atas perbuatanmu maupun ucapanmu, penulis di pundak tidak pernah salah mencatat. Tahu tidak kalau itu juga dapat berpengaruh pada keturunanmu nanti. Tuhan Maha Adil, Tuhan Maha Baik, Tuhan Maha Keren. Tidak ingin kan kalau keturunan kita diperlakukan tidak enak oleh orang lain akibat kita sekarang yang tidak dapat menjaga diri dari yang bathil.

Ikhlas, ya. Mungkin orangnya memang sedang sensi dan banyak mau seperti biasa. Mungkin memang gaya bicaranya menyebalkan. Atau saya sendiri yang emosinya lagi jenuh sama urusan yang menumpuk-numpuk. Yang penting kalau sudah tahu jelek ya jangan ditiru. Ini masih hal kecil, ada hal yang jaaaaauh lebih besar dari ini. SEMANGAT REVISI! Ada yang menanti senyum bangga saya.

Sunday, August 10, 2014

"Bertahanlah ketika kamu mengenal seseorang yang dengannya kamu merasa menjadi lebih baik, lebih sabar, lebih menghargai hidup, lebih berpikir positif padahal dia tidak pernah mengatur-mengatur atau menyuruhmu untuk berubah."
-Kurniawan Gunadi

Hai, kamu. :3

Sunday, August 03, 2014

Bertanya tentang perasaan abadi dan tidak setengah-setengah? Tanyakan perempuan, mereka ahli sekali dalam hal itu.

Karena perasaan itu fluktuatif. Tergantung cara merawat dan menjaga lewat komitmen :3

Sesungguhnya, kehidupan, rezeki, jodoh, dan kematian merupakan ketetapan yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfuz yang tidak akan pernah meleset.

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran [3]: 145).

Wednesday, July 23, 2014

Bijaksana

Hati kita kadang harus terluka. Agar kita tahu bagaimana rasanya dikhianati. Agar kita tidak mengkhianati. Hidup kita kadang harus hancur. Agar kita tahu bagaimana rasanya dicaci. Agar kita tidak ikut mencaci. Pikiran kita kadang harus jenuh. Agar kita tahu bagaimana rasanya dijauhi. Agar kita tidak menjauhi.

Seluruh cerita hidup kita kadang harus acak-acakan, harus banyak lubang, terluka di sana-sini. Agar kita tahu bagaimana rasanya dibenci, ditinggalkan, ditipu, diolok-olok, diasingkan, dibiarkan. Agar kita tidak menjadi bagian dari orang-orang yang merusak cerita hidup orang lain.

Seluruh cinta kita kadang harus hancur berantakan. Agar kita tahu bagaimana rasanya tidak berbalas, tahu bagaimana rasanya khawatir, menunggu, ditunggu, diburu waktu, dikhianati, bertepuk sebelah tangan, berharap, bersatu. Agar cinta kita menjadi lebih bijaksana, tidak gegabah dalam mengambil keputusannya.

Hidup kita kadang harus seperti itu. Hanya agar kita tahu bagaimana rasanya. Agar kita belajar dan menjadi lebih bijaksana.

-Kurniawan Gunadi

Sunday, July 20, 2014

Busana dan Kekuatan Hati

"Ya ampun... kangen poool aku sama kamu. Susahnyaaaa kalo mau ketemu kamu itu. Zah, aslinya aku kepingin kayak kamu, jadi hijaber yang sungguhan hijaber, yang bener. Pake rok gitu. Keliatan cewek banget, suka ngelihatnya. Pokoknya yang kayak kamu. Kamu kok bisa jadi kayak gitu?"

Seketika merasa tertohok sekali dengan komentar dan pertanyaan semacam ini. Ingin sepertiku, katanya. Dilihat dari mananya? Saat bercermin pun aku masih tidak tahu mana yang pantas dibilang "ingin sepertiku".

Komentar itu seperti pisau dan juga seperti obatnya. Komentar itu melukaiku seperti pisau, karena diri ini sadar bahwa begitu kurang sempurnanya aku dalam mata kebaikan. Di sisi lain, itu menyadarkanku bahwa dari mana pun kita dilihat oleh orang lain, maka kita harus bertanggung jawab tentang apa yang kita kenakan, tentang citra yang kita tunjukkan pada orang lain. Bahwa ketika kita dinilai dari sikap, maka kita harus bertanggung jawab memiliki sikap dan sifat yang sama. Tidak munafik.

Aji ning rogo soko busono lan aji ning ati soko lathi (Kekuatan kebaikan Raga berasal dari cara berbusana dan kekuatan kebaikan hati berasal dari ucapan.)

Sudah dinilai baik dalam berbusana (alhamdulillah), maka harus baik dalam mencerminkannya melalui sikap. Dari situlah seharusnya sikap bermuara pada sifat, dan sifat akan mencerminkan kekuatan hati kita.
Harus lebih banyak bercermin dan memperbaiki diri.

Terima kasih sudah diingatkan. Barakallah.

Friday, July 18, 2014

Ayo Jalan-jalan

Ayo jalan-jalan
Sedang bosan dengan hiruk pikuk aktivitas
Sedang ingin menikmati hal sederhana yang sering terlewat

Ayo jalan-jalan
Bukan mengajak boros makan di tempat yang menjual kenyamanan dengan harga
Sedang ingin makan di kaki lima
menikmati hal kecil bersama
mungkin berbagi cerita
apa saja yang dapat dibagi

Ayo jalan-jalan
Bukan mengajak di tempat yang begitu menahan untuk menyendiri
Sedang ingin jalan-jalan di tempat yang sepi
menatap langit mungkin
tidak perlu merogoh receh
hanya perlu berbicara saling memahami

Ayo jalan-jalan
Bukan mengajak bermain sesuatu yang tidak biasa
Berkeliling kota melihat lampu pun akan menyenangkan
berbagi kabar dan bercanda
mungkin juga berkhayal

Ayo jalan-jalan
Tidak perlu banyak menguras tenaga dan pikiran
hanya tentang berbagi masa lalu dan masa depan

Bisakah?

Pulang

Hakikat pulang pasti akan dipahami begitu dalam oleh perantau. Rindu rumah, katanya. Karena mereka tidak dapat seenaknya pulang ke rumah mereka. Padahal di sanalah kamu akan diperbaiki dengan tulus meski kamu datang dengan kerusakan yang parah.

Maka orang yang paling paham hakikat merindu adalah perantau. Menunggu saat yang tepat untuk pulang. Bahkan seringkali memaksa tidak pulang karena keadaan, sedang hati begitu ingin berteduh di tempat yang begitu akrab meninabobokan kesedihan dan kejenuhan.

Lalu, orang yang paling bersabar adalah ibu yang menunggu di rumah. Berpisah dengan anaknya yang dari dulu sudah terbiasa hidup dengannya tentu tidak mudah. Memendam rindu, terkadang ingin anaknya segera pulang tapi takut mengganggu. Orang yang mencintai begitu tulus, tidak ada yang mengalahkan. Tidak ada tuntutan dalam kasih sayangnya. Hanya ingin disempatkan waktu sedikit untuknya, setidaknya mengetahui kabar.

Tidak ada yang paling indah dari pertemuan menjawab rindu seorang ibu dan anaknya. Begitu sunyi dan syarat makna. Tanpa banyak bicara dapat mengungkapkan apa saja.
Perempuan bisa bosan menangis karena kejadian dan perkara yang sama. Perempuan kalau sudah bosan berarti notok jedok bosan kejadiannya diulang-ulang.

Bahagia karena hal sederhana

Precious moment saat saya bersepeda dari kampus menuju bundaran ITS untuk mencari takjil. Rencana awal saya dan teman-teman akan berjalan kaki ke sana. Ternyata di tengah jalan bertemu dengan adik kelas yang sedang bersepeda dan akan memarkir sepedanya. Kita dengan enaknya langsung meminjam sepeda itu untuk ke bundaran ITS. Subhanallah, begini ternyata bahagia yang sesungguhnya. Bersepeda ramai-ramai dengan saudara seperjuangan. Tertawa begitu senang sampai sedikit berkaca-kaca hahaha alay juga ternyata. Padahal hanya bersepeda. Sebentar pula. Tapi meski sebentar tetap saja bikin saya sedikit kecapekan karena sudah tidak terbiasa.
Ah, tidak tahu juga alasan saya mengapa menjadi sebegitu senangnya. Bersyukur tetap diberi karunia "mudah senang dengan hal-hal sederhana".

Semoga selalu pandai bersyukur.

Anyway, jadi ingat perkataan teman sekelas saya yang bilang, "Bikin seneng kamu itu gampang ya. Nanti jodohmu ya nggak ribet kalo pengen bikin kamu seneng, nggak perlu keluar uang banyak. Masa' liat kali yang kotor tapi luebar aja bisa jadi seneng." saat saya menyeberang kali TMB untuk menuju masjid yang ada di seberangnya dan saya nyeletuk sambil tertawa sumringah, "Wah kalinya luebaaaar, menyenangkan yaaa." padahal saat mau menyeberang saya sumpek sama bauknya yang Naudzubillah. Hahahaha

Harus Membesarkan Hati, Belajar Ikhlas

Sidang Tugas Akhir. Bismillah untuk teman-teman D3 dan untuk kakak kelas saya D4 semoga selalu dalam ridha Allah. Karena sesungguhnya, pertolongan Allah adalah apapun yang membuat hamba-Nya semakin dekat, termasuk rasa sakit.

Tapi manusia memang selalu dekat dengan perasaan gelisah. Ah, perasaan. Hari ini diingatkan banyak hal tentang itu. Mendengar cerita sana-sini tentang sidang, tentang dosen pembimbing maupun dosen penguji. Ada kelegaan, ada haru, ada isak tangis.

Pada akhirnya sidang memang selalu menjadi momen "melihat hasil" dari kerja keras dan sebagai syarat kelulusan. Saya ikut bersyukur untuk saudara-saudara yang dilancarkan pada sidang. Segala puji bagi Allah mendapatkan hasil yang menggembirakan. Di sisi lain, semoga selalu dikuatkan untuk saudara-saudara yang memang, setidaknya, belum mendapatkan keputusan hasil rapat, terlepas akan seperti apa keputusan itu.

Ini mengingatkan saya tentang sesuatu. Lagi-lagi Ayah saya pernah berkata, "Tidak apa-apa tidak lolos SNMPTN sekarang. Bukan hal memalukan. Nggak perlu malu. Nggak harus kuliah tepat waktu. Setahun nggak kuliah nggak apa-apa. Kan bisa melakukan banyak hal lain dengan proses belajar yang sama. Belajar bukan cuma lewat perkuliahan. Akan selalu datang keputusan yang diharapkan ketika memang sudah siap."

Itu perkataan beliau kepada saya ketika saya begitu gugup, sangat gugup, menunggu hasil SNMPTN dan tes-tes lainnya. Melewati SNMPTN undangan yang membuat saya sedikit kecewa. Eh, banyak kecewa sepertinya. Beruntung sekali memiliki orangtua yang tidak pernah membuat kecil hati dan terus membuat saya begitu kuat. Tidak perlu malu. Tidak perlu sebegitu kecewa. Toh, terlambat diterima kuliah bukan berarti hidupmu akan berakhir.

Ini pun berlaku untuk saya yang akan menghadapi Tugas Akhir serupa. Saya pasti akan mengalami tekanan yang begitu berat nantinya. Tekanan yang mungkin sekarang belum seberapa terasa.

Ini nasehat yang sering terlupakan. Nasehat yang sering diremehkan. Tapi semoga dapat menjadi bekal saya. Nasehat inilah yang membuat saya bertahan tiga tahun lalu saat maraknya penerimaan mahasiswa baru (Alhamdulillah saya lolos). Nasehat ini juga akan berlaku bagi saya dalam menjalani semester-semester akhir saya. Setelah berusaha, akan ada jalan.

"Nggak perlu malu. Usaha yang baik. Berproses yang baik. Allah penentu hasil yang paling adil."

Bismillah...
Demi Ayah Ibuk Adik-adik.
Harus siap menjadi wisudawati yang berguna.

Wednesday, July 16, 2014

"Terserah entar jodoh lo siapa. Yang perlu diinget, siapapun jodoh lo, lo nggak boleh jauh sedikit pun dari Allah. Soalnya, Allah bakal malu ngasih jodoh yang jelek buat hambanya yang dekat sama Dia."
-Aya' (Para Pencari Tuhan)

Bapak

Bapak adalah laki-laki paling khawatir saat anak perempuannya jatuh cinta. Ketika usia anaknya bertambah menjadi kepala dua. Bukan kepalang beliau siang malam memikirkan segala kemungkinan. Laki-laki seperti apa yang akan anak perempuannya nanti ceritakan. Cerita yang mau tidak mau seperti petir di lautan siang-siang.

Kekhawatiran itu tidak berlebihan. Sebab sepanjang pengetahuannya, tidak ada laki-laki yang baik di dunia ini kecuali dirinya sendiri. Untuk kali ini, Bapak boleh menyombongkan diri. Karena kenyataannya memang begitu. Tidak ada laki-laki yang cintanya paling aman selain bapak. Ibu sendiri mengakui.

Bapak adalah laki-laki yang paling takut anak perempuannya jatuh cinta. Laki-laki mau sebaik apapun tetaplah brengsek baginya, berani-beraninya membuat anaknya jatuh, cinta pula. Sudah dibuat jatuh, dibuat cinta pula. Benar-benar tidak masuk akal.

Malam itu, ketika dikira anak perempuannya terlelap. Bapak berbicara kepada ibu di ruang tamu. Tentang segala kemungkinan yang terjadi bila anak perempuan satu-satunya diambil orang. Tentang sepinya rumah ini. Tentang masa tua. Tentang hidup berumah tangga. Kukira bapak berlebihan. Tapi warna suaranya menunjukkan kepedulian.

Aku yang sedari tadi pura pura tidur, mendengarkan. Semoga aku bertemu dengan laki-laki yang lebih bijaksana dari bapak. Karena aku membutuhkan kebijaksanaannya untuk memintanya tidak meninggalkan bapak dan ibu sendirian.

Ku harap ada yang menga-aamiin-kan.

-Kurniawan Gunadi


Mewek lagi bacanya :(
Ayah sempat bicara apa saja sama Ibuk tentang ini?

Monday, July 14, 2014

Nah, karena perempuan itu multitasking, maka saya harus belajar multitasking yang keren. Menempatkan hati dan pikiran pada porsinya. Nah, karena multitasking memang keahlian perempuan, maka saya harus mengaplikasikannya dengan keren juga. Hidup cewek multitasking keren!
Menangis sesekali itu tidak apa-apa. Tapi jika terlalu sering? Ah, mungkin kamu sudah bosan. Atau mungkin lama-lama kamu menganggap tangisan sebagai senjata agar hatimu luluh. Tidak, sungguh. Ketika perempuan yang menangis itu perempuan baik-baik, maka tidak ada setetes air mata pun yang keluar darinya buruk.
Tapi tetap lama-lama kamu akan bosan? Benarkah?

Sunday, July 06, 2014

Waktu sholat lewat, kamu menangis?

Bismillahirrohmarrohim...

Kejadian ini sekitar lima tahun atau enam tahun yang lalu, mungkin. Sedang malas menghitung tahun karena semakin menyadarkan kalau saya sudah tua. hehe

Saat kelas dua SMA.
Saat Study Tour ke Bali untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah (atau mungkin rekreasi terselubung?).
Dini hari, subuh, di dalam bus. Bus tetap melaju kencang tidak pernah peduli dengan agen Islam yang ia angkut. Orang-orang yang belum sholat Subuh. Yang kebetulan sholat Subuh tidak mempunyai keistimewaan untuk dijamak. Yang sedikit disyukuri adalah, saya sedang berhalangan. Ada tamu datang yang membuat saya dilarang sholat.

Ada seorang perempuan yang kukagumi caranya bergaul dengan lawan jenis, caranya bertutur kata yang tidak pernah mengundang candaan rayu, caranya berrima tanpa mengeluarkan nada-nada yang tidak sepantasnya. Perempuan itu sedang menangis. Kutanya kenapa, rupanya karena bus tidak berhenti sehingga ia tidak dapat melaksanakan sholat Subuh. Kubilang padanya untuk sholat dalam perjalanan saja. Kebetulan ia berpendapat bahwa hal itu masih dipertanyakan boleh atau tidaknya.

Ah, sudahlah. Bukan itu yang ingin kubahas. Ini tentang tangisannya. Iya, sederhanakah? Menurut anda? Tidak menurut saya saat itu. Bisa dibilang, Insya Allah, saya tidak pernah mengizinkan diri ini lengah untuk kehilangan lima waktu wajibnya. Tapi ketika terlewat waktunya? Saya menangis? Saya yang kelas dua SMA itu. Terkejut, iya. Menyesal, iya. Tapi menangis? Saat itu saya sempat heran dan iri. Mengapa bisa hingga sedalam itu? Mengapa saya belum bisa sejauh itu? Bagaimana dengan anda? Sejauh apa anda menganggap sholat sebagai kebutuhan? Dan bentuk cinta kepada Allah? Pernahkah bertanya pada diri anda?

Semoga dapat digunakan untuk bercermin.
Ini perasaan saya, saat kelas dua SMA. Sekarang?

Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Inginnya

Inginnya menghujat rindu
Kalau ternyata rindu dibawa untuk menyakiti
Salah rindu atau hati ini yang tidak mau mengerti?

Inginnya mengancam rindu
yang datang seperti hujan deras membawa bau petrichor
Lalu membekas tidak dapat hilang

Inginnya menenggelamkan rindu
yang ternyata menuntut terlalu banyak untuk diobati
Tapi sedang tidak mampu untuk saling mengobati

Inginnya sebenarnya bertemu kamu
Menikmati hujan atau menghujatnya tidak masalah
selama ada kamu

Thursday, July 03, 2014

“Semakin indah sebuah tulisan, semakin berantakan hati yang menuliskan.”

Oh, parameternya gitu. hahaha .___.

Wednesday, July 02, 2014

"Dan Mustofa, Mustofa, Mustofa namanya... yang menarik dirinya terbebas dari beban duniawi kotornya dunia, benar-benar dalam kemurnian suci."

Hal. 381, Khadijah
Saat Ibunda Khadijah sakaratul maut, memuji Rasulullah dengan nama-nama baiknya. Mustofa salah satunya.

Kado di Angka 21

Konsumtif tentang novel ternyata belum hilang. Target ingin beli novel seri 4 wanita penghuni surga dari Asiyah, Maryam, Khadijah, dan Fatimah harus ditahan-tahan karena memang sedang berhemat uang dan waktu yang tersita untuk membacanya. Setidaknya bukan sekarang. Tapi hari ini ada buku yang terbungkus rapi di dalam kertas kado motif bunga. Dibuka, eh ternyata ada buku Khadijah di dalamnya. Heran, tau banget sedang kepingin apa. Kenal banget sama saya. Padahal ulang tahun juga sudah kelewat lebih dari sebulan. Baru sempat ketemu sekarang. Terima kasih ya. Temen SMA emang long last banget :3

Bukan tentang hadiahnya atau materinya. Ada ketulusan di sana. Ada hubungan yang begitu dihargai dan dijaga dengan baik.
*terharu

Saturday, June 28, 2014

Tulus

"Allah mempertemukan untuk satu alasan. Entah untuk belajar atau mengajarkan. Entah hanya untuk sesaat atau untuk selamanya. Entah akan menjadi bagian terpenting atau hanya sekedarnya. Akan tetapi, tetaplah menjadi yang terbaik diwaktu tersebut. Lakukan dengan tulus. Meski tidak menjadi seperti apa yang diinginkan. Tidak ada yang sia-sia karena Allah yang mempertemukan.”

-Kurniawan Gunadi

Thursday, June 26, 2014

Karena membela rasa tidak akan memenangkan apa-apa. Lambat laun rasa akan hilang. Maka jangan memulai sesuatu dengan hanya memenangkan rasa. Maka peganglah komitmen, entah rasa itu ada atau berkurang atau meningkat atau malah menghilang, kamu selalu menemukan alasan untuk berjuang bersama. Karena yakin yang kamu lakukan saling membaikkan.

Saturday, June 14, 2014

noted!


Yang diam tak menyakiti

Tidak perlu melakukan cara yang menyakiti lagi.
Cukup di sini.
Ternyata benar, lebih baik mendiamkan dan mengalah
ketika kita akan diperdayai oleh perasaan jahat kita sendiri.
Hanya butuh diam sebentar, lalu menangis diam-diam.
Tidak perlu lama-lama, yang penting cukup membuat hati tenang.
Setelahnya, akan ada rasa egois dan kekanak-kanakan.
Lalu ada rasa bersalah.
Tidak apa-apa. Yang penting tidak ada yang tersakiti.
Toh setelah itu hati ini akan selalu memaafkan dan memaklumi.
Bukankah itu yang baik, tetap memaafkan apapun yang terjadi?


Kalau sudah bingung mau ngasih aksi seperti apa, membahasakan seperti apa, nangis aja sebentar.

Thursday, June 12, 2014


Laki-laki dan Perempuan

Perempuan, dalam alam bawah sadarnya yang paling dalam. Akan ada perasaan ingin didominasi. Didominasi oleh sesuatu yang menurutnya pantas mendominasi. Jika kata ini kurang tepat, maka akan lebih mudah dijelaskan dengan perasaan-ingin-dipimpin.

Semandiri apapun perempuan. Meski kemana-kemana sudah berani sendiri. Pulang larut malam berani. Membuat perjalanan jauh dengan percaya diri. Mendaki, bermain air, atau hal-hal bahaya lain. Dalam satu masa, akan ada perasaan ingin dilindungi.

Sekuat apapun dia, secara fitrahnya ia ingin dilindungi. Ingin menggantungkan diri pada sesuatu yang menurutnya lebih kuat. Bukan karena perempuan lemah, bukan pula karena dia tidak bisa. Tapi lebih kepada perasaannya sendiri. Ada rasa nyaman ketika dilindungi. Ada rasa nyaman ketika diperhatikan.

Hal ini pula terjadi kepada laki-laki. Bahwa laki-laki akan merasa menjadi “laki-laki” ketika ia bisa menunjukkan kemampuannya dalam melindungi, memberi jaminan keamanan, dan menjadi tempat bergantung. Ketika hal-hal itu hilang darinya, maka kelakiannya benar-benar dipertanyakan. Bahkan dipertanyakan oleh dirinya sendiri. Mengapa tidak ada orang yang mau mempercayakan keamanannya dan perlindungannya kepadanya?

Laki-laki akan tampak hebat dan kuat jika ada perempuan disampingnya. Karena ada sesuatu yang dia lindungi. Perempuan akan merasa dirinya begitu berharga ketika ada sesuatu yang dengan keras memperjuangkan dan menjaganya. Ini fitrah. Sesuatu yang memang berasal dari dalam diri masing-masing.

Maka mulailah kita berpikir. Sosok seperti apa yang sebenarnya mampu mendominasi kita (perempuan). Dan sosok seperti apa yang mau mempercayakan keamanan dan perlindungan hidupnya kepada kita (laki-laki).

Maka, berbahagialah ketika yang mendominasi tersebut adalah sosok yang sangat bijaksana. Yang memimpin dengan sangat baik. Dan berbahagialah ketika ada seseorang yang datang dan mempercayakan kepada kita sebagai tempat berlindung dan mempercayakan hari kedepannya bahkan hidupnya setelah mati kepada kita (laki-laki).


-Kurniawan Gunadi

Tuesday, June 10, 2014

Seseorang yang akan bersamamu nanti adalah orang yang sepadan denganmu dan sejalan denganmu. Agar ketika kamu bertengkar, kamu akan ingat apa yang membuat kalian saling membaikkan. Karena perjalanan bukan hanya tentang bertemu dan saling mengikat, melainkan membersamai dalam hari-hari, saling menguatkan, saling mengajari dalam kebaikan, dan perpisahan sementara yang akan dipertemukan kembali di dunia yang berbeda.

Semoga usaha baik berbuah baik juga :D

Saturday, May 31, 2014

Kamu Masih Punya Ayah?

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang telah kehilangannya. Kehilangan yang ternyata meninggalkan penyesalan mendalam. Penyesalan yang belum bisa kurelakan.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang pada akhirnya selalu bersedih hati saat mengenangnya. Bahkan pada kenangan indah. Bukan, bukan salah kenangan atau salah Ayahku. Ini salahku sendiri, merasa begitu menyia-nyiakan banyak waktu ketika beliau masih ada.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang akan menangis hingga sesak ketika aku begitu merindukannya. Lalu berharap waktu akan kembali dan aku memperbaiki segalanya. Melakukan segalanya hingga berharap sedikit saja beliau akan bangga terhadapku.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang seringkali menjadi egois dan menginginkan beliau kembali. Seharusnya beliau ada saat aku diwisuda, atau saat pernikahanku, atau saat aku melahirkan anak pertamaku. Setidaknya Ayahku harus menyeleksi calon imamku.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang pada akhirnya masih sering tidak dapat memaafkan diri sendiri karena menjadi anak yang tidak keren. Jangan sepertiku yang pada akhirnya belum dapat berdamai dengan kenyataan. Jangan sepertiku yang belum bisa membuatnya bangga.

Kamu masih punya Ayah?
Sekarang kamu sudah belajar dariku. Setidaknya jangan menjadi sepertiku.


Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah-tambah,dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepadaKU dan kepada dua orang ibu bpakmu, hanya kepadaKUlah kembalimu (QS.Luqman : 14)

Last Day of May

Bulan Mei kali ini tidak seperti biasanya. Begitu sederhana begitu mengajarkan dewasa. Semoga terus baik dalam segala hal. Semoga apa-apa yang dilakukan bermuara pada Sang Agung.

Selamat Ulang Tahun juga untuk Surabayaku.
Ada yang menggetarkan Arsy-Mu pada dini hari ini.
Ada yang menangis untuk-Mu pada dini hari ini.
Terima Kasih sudah mau mendengarkan Ya Allah. Sedang belajar ikhlas di jalan-Mu.

Friday, May 30, 2014

Inikah? Entah

Menyerahlah. Bila kau tak punya nyali dan hanya pasrah. Kau tahu, aku resah.

Menjauhlah. Bila kau hanya mengajakku berlari bersama tanpa arah. Kau tahu, itu lelah.

Pergilah. Agar tak membuat luka menjadi semakin parah. Membangun harapan lalu melenyapkannya hingga musnah. Kau tahu, aku mulai marah.

Semerah darah yang mengalir dalam nadi, sekuning bunga matahari, sepucat muka yang sangat pasi, sehitam arang legam yang mulai terbakar api. Itulah situasi hati seorang gadis yang sudah, sedang, dan akan belajar mencintai makhluk lain bernama lelaki.


-Febrina Anggitasari

Ini tulisan buagus sama jleb. hahaha. 
“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Surat Cinta Untuk Calon Suamiku Kelak (2)

Kamu tahu, aku sadar aku tidak sempurna. Aku sadar aku jauh dari apa-apa yang orang katakan, yang seringkali menurutku terlalu baik. Ada beberapa hal yang kutahu aku masih sering kalah untuk melakukan yang benar. Kadang pun aku kurang sabar. Seringkali juga merasa tidak ikhlas tentang sesuatu.

Iri? Ah, hati ini menjadi jelek sekali ketika ada rasa iri, curiga, cemburu. Seolah-olah apa yang kita miliki sekarang bukan titipan Yang Maha Agung saja. Seolah-olah kita akan hidup selamanya. Lalu apa-apa yang kita anggap kita miliki akan terus bersama. Padahal sesungguhnya saat lahir kita sendirian maka saat kita meninggalkan dunia ini pun akan tetap sendirian.

Untuk kamu, apakah menurutmu saat kita mengikat janji nanti, saat kita memutuskan untuk menyempurnakan agama bersama akan terjadi sebentar lagi? Dua tahun? Tiga tahun? Aku tidak tahu. Kamu pun juga tidak tahu, bukan? Untuk sementara aku akan terus belajar menjadi pendampingmu yang baik. Kalau kita saling mengikat sekarang, aku takut kamu akan kecewa aku belum bisa memasak. Lalu aku akan memberimu apa setiap pagi?

Jangan tertawa, aku juga heran mengapa aku belum bisa memasak. Tapi aku berjanji aku akan belajar. Biar kamu juga tidak malu. Tapi aku akan senang kalau kamu tidak terlalu memedulikannya.

Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah sedang terjebak dalam rutinitas yang begitu-begitu saja? Tidak apa-apa. Aku harap kamu selalu dalam dekapan Tuhan hingga Tuhan mendekap kita berdua.

Sebenarnya surat ini berisikan rinduku padamu. Tapi aku bingung aku harus memulai darimana. Selain itu, aku penasaran akan sesuatu. Ini bermula ketika aku merindukan Surga. Begitu rindu hingga aku benar-benar merasa tawakkal bagaimana Tuhan akan membawaku kesana. Kapan ya kira-kira? Apakah saat aku baru saja bertemu denganmu? Atau setelah kita menjalani kehidupan bersama untuk waktu yang lama?

Kamu. Kalau semisal aku telah kembali kepada Surga sebelum kita saling mengikat janji, sebelum aku dan kamu bersama dengan jalan yang Tuhan inginkan, apa yang akan kamu lakukan? Jika aku baru saja  merasa bahagia telah bersamamu, lalu aku diambil ke Surga, apa yang akan kamu lakukan? Dan jika kita telah bersama-sama hingga tua dan Surga memanggilku terlebih dahulu, apa yang akan kamu lakukan?

Aku sungguh sedih memikirkannya. Apakah ini karena aku terlalu mencintaimu hingga melebihi cintaku pada-Nya? Ataukah memang seperti ini membayangkan perpisahan meski hanya perpisahan raga? Bolehkah aku sedikit merenunginya?

Kamu. Aku tidak akan melarangmu bersedih ketika aku pergi. Tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan. Nanti aku akan ikut bersedih. Aku ingin menantimu di sana, maka kamu harus baik-baik di dunia ini. Jalani yang baik, tinggalkan yang buruk.

Jika kamu yang akan meninggalkanku terlebih dahulu, apa yang akan aku lakukan? Aku akan melanjutkan hidup, tapi aku akan membersamaimu dalam kenangan. Aku akan begitu merindukanmu dan menantikan pertemuan kita.

Maafkan aku membuat surat seperti ini. Aku merasa sedih.

Kamu. Aku harap kamu menjalani hidupmu dengan baik. Kalau memang kita ditakdirkan untuk disatukan, maka kita akan menjadi satu. Entah di sini atau di sana. Aku ingin mencintaimu karena-Nya.

Barakallah untuk kamu.

Dari Aku.

Menjadi Perempuan (4)

"Kapan pulang?" Kata perempuan itu.
"Belum tahu. Masih ada yang harus dikerjakan." Lelaki itu menjawab.
"Oh ya sudah, semoga selalu dilancarkan, Nak."

"Kamu tidak ingin pulang? Ibu sudah kangen kamu."
"Ingin sih, tapi sibuk. Ibu tidak kangen kok. Cuma tanya kapan pulang."
"Itu namanya Ibu kangen."
"Kenapa tidak bilang saja kangen kalau memang kangen?"
"Ya ampun, perempuan itu memang begitu. Tidak bisa bilang secara langsung. Kalau Ibu bertanya kapan pulang berarti sedang kangen."
Lalu kamu bersungut, sedangkan aku menebak isi kepalamu yang terlalu sederhana untuk menerjemahkan rumitnya bahasa perempuan.

Perempuan dan bahasanya adalah misteri. Kalau lelaki lebih sering mengatakan langsung apa yang dia maksud, perempuan justru sebaliknya. Kadang meski telah sering belajar memahami, mereka akan membawa kejutan tentang perasaan dan emosi yang indah dan mengerikan. Tidak apa-apa. Kalau perempuan sama dengan lelaki apa serunya? Bukannya kedua makhluk ini memiliki keistimewaan yang berbeda untuk saling melengkapi? 

n.b.: percakapan diadaptasi dari cuplikan novel rantau 1 muara
Anak-anak mungkin menutup telinga untuk nasihat, namun mata mereka selalu terbuka untuk contoh. Be a good role model.

Wednesday, May 28, 2014

Mengapa aku terasa sangat kosong? Jangan sampai karena aku lupa Tuhan, Jangan sampai!
- Sinta Marlita

Kajian Al-Falah - Bangun Cinta

Kajian ini saya ikuti dengan teman kece saya, Manda dan Riris, yang kebetulan adalah teman SMA saya, tanggal 11 Mei 2014. Kebetulan juga, kami bertiga sedang ingin lurus-lurusnya membangun cinta. Hahaha *abaikan.

Kajian ini disampaikan oleh Bapak Heru Kusumahadi, ahli tafsir, yang pamer istri cantik dan satu anak lucu sekali, ganteng juga anaknya, tapi masih balita. Oke, fokus.

Kenapa menikah?
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (Adz-Dzariyat)
Maka sudah jelas bahwa menikah itu untuk mengingat kebesaran Allah. Oleh karena itu, menikah itu bentuk ibadah yang menyenangkan. :3

Dalam perjalanan mencari cinta, baik sekali kalau kita menetapkan beberapa harapan dan kriteria teman hidup kita. Karena Allah selalu mendengar apa yang hamba-Nya minta. Jadi, jangan pernah ragu menspesifikkan kriteria tentang teman hidup selama kita tetap menaruh harap pada Yang Memberi Hidup dan kita tetap berikhtiar untuk terus memperbaiki diri.

Jodoh adalah satu wilayah yang gaib, sangat gaib hingga tidak bisa dikira-kira. Itulah mengapa kita selalu bertanya-tanya mengenainya. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita menikah untuk menuju surga-Nya melalui Islam yang kaffah. Karena sesungguhnya:
Menikah itu menyempurnakan separuh agama.
Sehingga kita akan menjadi utuh saat menikah. Perlu diingat bahwa keindahan tanpa arti adalah omong kosong, hanya khalwat. Maka hanya ada dua pilihan, mau bangun cinta atau jatuh cinta (saya sih maunya bangun cinta saja).

"Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan menemui kesesatan. (19: 59)
Menikah menurut arti bahasa dalam bahasa arab adalah berkumpul. Maka yang baik adalah tidak LDR yaaa~ (bahasa anak gaul)

Lima tahap persiapan menikah:
1. Ruhiyah, yaitu mengenai tanggung jawab.
2. Ilmu, yaitu mengenai kesiapan, tentang komunikasi yang baik, dan lain sebagainya.
3. Jasadiyah, sudah jelas jasmani.
4. Finansial, yaitu berkecukupan, bukan kaya.
5. Sosial.

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Ar-Rum: 21)

Kita tentu mengenal surat Ar-Rum ayat 21 yang biasanya ada di undangan walimah. Nah, ternyata dalam ayat tersebutlah adanya alur membangun cinta.

1. Min anfusikum (jiwa-jiwa kalian), disini ditekankan bahwa jodoh itu di tangan Allah. Tapi kita juga harus berusaha mengambilnya agar tidak tetap di tangan Allah.

2. Azwajan (kesejiwaan), erat sekali dengan konsep sepatu. Bahwa mereka berjalan tidak kompak tapi satu tujuan, bentuknya tidak sama tapi serasi, tak pernah ganti posisi tapi sejalan, bila satu hilang yang lain tidak memiliki arti.

3. Litaskunu Ilaihi (ketentraman dan ketenangan) " supaya kalian tenang dan tenteram padanya." inilah konsep sakinah. 4 perkara kunci kebahagiaan (disampaikan secara berurutan):
1) Istri yang soleha
2) Rumah yang lapang
3) Kendaraan yang enak dinaiki
4) Tetangga yang baik
Nah, maka terlihat bahwa menikah itu melapangkan rejeki, pintu rejeki akan semakin terbuka lebar. Jadi jangan ada alasan "belum mapan" untuk menunda menikah. Mau ibadah kan lebih baik disegerakan. Daripada mengundang dosa.

4. Wa ja'ala mawaddah (kasih sayang), kasih sayang adalah jembatan untuk bertahan ketika terjadi percekcokan. Hal ini dianalogikan tentang harapan dan kenyataan yang berdiri sendiri. Jembatan apakah yang dapat menyatukannya? Kasih sayang merupakan jembatan yang baik untuk menerima bukan hanya kelebihan melainkan juga kekurangan teman hidup kita. Karena memang sesungguhnya fitrah laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Laki-laki: cenderung berpikir dan mencari solusi, hanya dapat fokus pada satu permasalahan, bertanggung jawab.
Perempuan: selalu ingin tahu apa yang terjadi, ingin dimengerti, ingin didengarkan, dapat fokus pada beberapa permasalahan dalam satu waktu.
Maka, baiknya adalah mengkomunikasikan dengan baik, saling mengerti, dan tidak egois.

5. Wa ja'ala Rahmatan (belas kasih), tahapan tertinggi penyempurnaan menikah, melalui ikatan, dan fokus kepada ibadah kepada-Nya.

Semoga selalu diberi jodoh yang sesuai agar dapat mengantarkan kita menjadi baik di mata Allah. Amin.

Yang asyik adalah, kami, para peserta kajian disuruh menuliskan target menikah, kriteria teman hidup idaman, apa saja yang akan dilakukan saat menikah, setelahnya, dan upaya untuk mencapai sakinah, mawaddah, warahmah. Agar kita berusaha juga menjadi baik untuk teman hidup nantinya. Hahaha

Punya saya tidak saya tulis di blog. Ra-ha-si-a. Biar jadi rahasia saya jadi saya terkejut sendiri saat nanti membacanya dan apa saja yang sudah dicapai.

Barakallah. Semoga isi kajian ini manfaat.

Tuesday, May 27, 2014

Isra' Mi'raj

Sama sekali jauh dari sempurna. Tapi manusia memang fitrahnya untuk membuat kesalahan dan belajar. Telah mengenang peristiwa Rasulullah melakukan perjalanan yang luar biasa hingga turunnya perintah Salat. Di titik ini, mengingatkan kita pada bulan Ramadhan yang dekat. Kalau biasanya pesta megah terjadi saat tahun baru Masehi, maka umat Islam menjalani muhasabah (introspeksi) besar-besaran saat ini. Sambil berharap dapat bertemu Ramadhan lagi dan berharap menjadi Ramadhan yang tidak sia-sia dan dijalani tidak biasa-biasa saja. Barakallah.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Ar-Rum: 21)

Semoga mendapat jodoh yang sesuai, sesuai agar dapat membaikkan satu sama lain.

Ini kalau dilihat dari isi kajian yang saya ikuti dulu itu, ada poin-poin bagus dari Ar-Rum: 21 yang merupakan tingkatan penyempurnaan agama lewat menikah. Iya, tapi lagi-lagi belum ada feel buat posting isinya. Soalnya sepertinya agak panjang. ._.
Akhirnya kalah juga dengan yang namanya keadaan. Akhirnya kalah juga dengan karakter mayoritas. Gara-gara sudah lelah? Lelah mengingatkan dan bergerak sendirian?
Masih ada yang mau diperjuangkan kok untuk rumah ini. Kalau bukan periode ini berarti periode depan. Semoga barokah.

Sunday, May 25, 2014

Disayangi Tuhan, Dididik Tuhan

Saat cuma butuh dekat pada orang-orang yang mengerti kamu luar dalam. Tidak menuntut menjadi apa yang mereka mau tapi mendorongmu untuk menjadi terus baik. Bukan egois untuk diri sendiri. Karena pada dasarnya manusia baik akan membaikkan sekitarnya. Ah, ini normatifkah? Bukan juga sebenarnya. Dunia yang terlalu kabur untuk menilai menggunakan nurani menganggap bahwa filosofi dasar kehidupan adalah sesuatu yang mustahil diwujudkan.

Sekali lagi, cuma sedang ingin berada pada lingkungan yang baik dan menyamankan. Tapi rasanya Tuhan sedang ingin mendidik dengan cara yang keras. Maka yang perlu disadari adalah mampu bertahannya seseorang dalam skenario yang diciptakan Tuhan adalah mutlak.

Cuma ingin dijauhkan pada amarah dan iri yang membakar kebaikan. Cuma ingin mengunci mulut dari perkataan sia-sia.

Tuhan akan melingkupi kasih sayang-Nya pada yang Dia inginkan. Semoga kita termasuk di dalamnya.

Sherina Munaf - Sebelum Selamanya

Hei coba dengarkanlah harapan aku ini 
Sebelum kita lanjutkan mimpi kita bersama 
Hei coba pandanglah jiwa yang bertanya ini 
Sebelum kita lanjutkan kisah yang berlangsung selamanya 

Jaga hati yang ku serahkan untukmu 
Jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita 
Dan tali asmara yang kan diuji waktu 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 

Hei jangan kau abaikan semua yang indah ini 
Sebelum kita lanjutkan cita kita berdua 
Hei ini guratan sebagai tanda tangan 
Sebelum kita lanjutkan kasih yang dijanjikan selamanya 
Selamanya 

Jaga hati yang ku serahkan untukmu 
Jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita
 Dan tali asmara yang kan diuji waktu 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 
Sebelum selamanya

Saturday, May 24, 2014

I just know it: you're the one



Thousands sweet! :)

Tujuan Utama

"Yang menjadi tujuan utama itu selalu Allah. Entah aku menuju-Nya melaluimu, atau kamu, atau kamu, atau kamu." Kataku sambil menunjuk mimpi-mimpiku. "Ah, tidak tidak, kamu, kamu, dan kamu adalah sesuatu yang ingin kuraih. Semuanya. Maka aku akan menganggap kalian sebagai jembatan untuk menuju-Nya. Sehingga aku tidak perlu tidak meraih kalian semua. Lalu, untuk kamu, semoga terus bersama hingga menjadi teman hidup dunia akhirat ya. Barakallah."

Tapi tetap, semoga semua ini selalu tentang-Mu. Semoga hati yang selalu dekat dengan dosa ini selalu tahu bagaimana cara melihat kebenaran dan kebaikan.

Rasionalitas Sempurna

Cinta bukan sekadar memaafkan. Cinta bukan sekadar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang.

-tere liye

Friday, May 23, 2014

Qowwam

"Para suami adalah qowwam bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, istri-istri yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…" q.s Annisa : 34.

QOWWAMUNA adalah jama dari QOWWAM. Qowwam artinya benar-benar yang meluruskan. Suami menjadi Qowwam artinya harus mampu meluruskan perilaku istrinya yang bengkok atau menegakkan keadilan, karena itu suami sering disebut sebagai pemimpin.

"Nasihatilah para istri dengan baik, karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang iga. Dan sesungguhnya tulang iga yang paling bengkok adalah yang paling atas; jika engkau hendak meluruskannya berarti engkau bisa mematahkannya,jika engkau membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu nasihatilah istri-istrimu" H.R Bukhari.

Suami harus menjadi pendidik yang baik, memiliki pengetahuan yang luas, berwibawa dan yang jelas lebih memahami agama. Bagaimana mungkin seorang suami dapat memberi pelajaran agama jika ia jarang menghadiri majelis ilmu?

"Orang yang paling baik di antaramu adalah yang paling baik terhadap istrinya" H.R AlHakim.

Repost - Kurniawan Gunadi

Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu



Hahaha videonya juadul pooool nggak ketulungan tapi lagunya sweet abis
Being older means we are in phase of finding self and have something to fight for. Being older means being responsible of the time you already had and the time you will have. Being older means you still have chance to be a good learner.

Sunday, May 11, 2014

Butuh mengerti untuk memahami. Butuh mengetahui untuk mengerti. Butuh mendengarkan untuk mengetahui.

*pasca kajian tentang bangun cinta di masjid Al-Falah hari ini sekalian reuni kecil sama muslimah kece anak kelas SMA. Mau posting isi kajiannya sih, cuma kok males ya. Jadinya nyampah curhat beginian. Maklum. Sedang merasa dibunuh perlahan sama deadline judul Tugas Akhir. Tugas yang kalau berakhir semakin mendekatkan sama menyempurnakan separuh agama lainnya. Yuk, mangats. Yuk, nikah. hahahaha :)))))

Thursday, May 08, 2014

Menjadi Perempuan (3)

"Kalian tahu, perempuan itu benar-benar menyukai kepastian. Dan cuma satu aja yang perlu kalian pastikan" 
Kami saling tatap. Kemudian melihatnya yang tersenyum memancing kami untuk memaksanya memberi tahu. 
"Bahwa hatinya aman ditanganmu, bahwa kamu menjadikannya satu-satunya. Meski aku tahu mungkin itu agak bias karena kalian tentu memiliki hal lain. Setidaknya kalian harus memastikan bahwa kalian bertanggungjawab terhadap dirinya, terhadap perasaannya, terhadap hidupnya. Dan pertanggungjawaban itu tidak hanya soal dunia, tapi disaksikan Tuhan. Dan kepastian tertinggi itu dengan melibatkan Tuhan sebagai saksi, atas nama Tuhan kalian menjadikannya teman hidup di sini juga di sana" 
"Kira-kira apa yang harus kami lakukan kalau kami belum siap memberikan kepastian?"tanyaku. 
Dia membetulkan posisi duduknya. Sambil mengacungkan ranting kayu ke depan mukaku. 
"Jangan sekali-kali memberikan harapan, camkan itu"

Repost (lagi) dari Mas Gun. Heran juga. Kok sepertinya paham sekali tentang perempuan, ya.

Kata orang tentang rindu.

Kata orang, bahasa rindu itu tidak perlu diucap.
Karena rindu yang baik akan sampai kepada yang baik dengan cara yang baik.

Kata orang, kalau rindu itu dipendam maka akan terasa menyakitkan.
Benar memang, tapi rindu hanya butuh saat yang tepat untuk saling menyapa.

Aku tidak ingin menyimpan rindu terlalu lama. Aku tidak mau.
Ada yang resah. Karena waktu memiliki masa yang berbeda dengan yang kurasa.
Tapi tidak apa-apa.
Hanya butuh sedikit saja jeda pada jarak dan pertemuan.
yang akan mempertemukan senyum dan binar mata.
Tidak apa-apa.
Karena ada puncak cerita di sana. Nyata perasaan tanpa dibuat-buat.

Allah sedang cemburu padamu.

Senangnya dicemburui itu saat dicemburui Allah. Jadinya, nanti kamu akan diklaim oleh-Nya. Bukan siapa-siapa. Jadinya kita tidak akan takut kecewa. Jadinya kita tidak akan takut berharap. Jadinya kita akan tenang. Jadinya kita akan selalu dekat dengan rasa syukur. Jadinya kita tidak akan membuat prasangka yang cukup absurd.

Maka saat sesuatu dijauhkan olehmu, diambil darimu.
Jangan takut.
Mungkin itu cara Allah untuk menyapamu, memberikan nafas padamu.
Maka saat sesuatu itu diberikan padamu, dilimpahkan dengan baik.
Jangan lupa.
Mungkin itu cara Allah mengingatkanmu pada-Nya melalui sesuatu.
Agar kamu belajar mencintai dan berterima kasih.
Lalu merawat dan mengasihi.
Dibolak-balik pun hasilnya tetap sama. Harus sering bercermin. Harus lebih mawas diri.

Monday, May 05, 2014

"Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa mengunjungi rumah-Nya. Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa memenuhi panggilan-Nya. Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa tak membaca, tak mendengar surat-surat cinta dari-Nya. Kitalah yang akan kesepian karena tak melibatkan Allah pada setiap detik hidup kita. Kitalah yang akan kesepian karena tak tahu harus bersandar pada siapa. Kitalah yang akan kesepian karena tak tahu ke mana kaki harus berlari. Sesungguhnya Allah singgah di hati kita. Dia tak asing bagi jiwa kita. Sapalah Dia, sesungguhnya Dia tengah menyapamu."