Saturday, May 31, 2014

Kamu Masih Punya Ayah?

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang telah kehilangannya. Kehilangan yang ternyata meninggalkan penyesalan mendalam. Penyesalan yang belum bisa kurelakan.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang pada akhirnya selalu bersedih hati saat mengenangnya. Bahkan pada kenangan indah. Bukan, bukan salah kenangan atau salah Ayahku. Ini salahku sendiri, merasa begitu menyia-nyiakan banyak waktu ketika beliau masih ada.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang akan menangis hingga sesak ketika aku begitu merindukannya. Lalu berharap waktu akan kembali dan aku memperbaiki segalanya. Melakukan segalanya hingga berharap sedikit saja beliau akan bangga terhadapku.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang seringkali menjadi egois dan menginginkan beliau kembali. Seharusnya beliau ada saat aku diwisuda, atau saat pernikahanku, atau saat aku melahirkan anak pertamaku. Setidaknya Ayahku harus menyeleksi calon imamku.

Kamu masih punya Ayah?
Jangan sepertiku yang pada akhirnya masih sering tidak dapat memaafkan diri sendiri karena menjadi anak yang tidak keren. Jangan sepertiku yang pada akhirnya belum dapat berdamai dengan kenyataan. Jangan sepertiku yang belum bisa membuatnya bangga.

Kamu masih punya Ayah?
Sekarang kamu sudah belajar dariku. Setidaknya jangan menjadi sepertiku.


Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah-tambah,dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepadaKU dan kepada dua orang ibu bpakmu, hanya kepadaKUlah kembalimu (QS.Luqman : 14)

Last Day of May

Bulan Mei kali ini tidak seperti biasanya. Begitu sederhana begitu mengajarkan dewasa. Semoga terus baik dalam segala hal. Semoga apa-apa yang dilakukan bermuara pada Sang Agung.

Selamat Ulang Tahun juga untuk Surabayaku.
Ada yang menggetarkan Arsy-Mu pada dini hari ini.
Ada yang menangis untuk-Mu pada dini hari ini.
Terima Kasih sudah mau mendengarkan Ya Allah. Sedang belajar ikhlas di jalan-Mu.

Friday, May 30, 2014

Inikah? Entah

Menyerahlah. Bila kau tak punya nyali dan hanya pasrah. Kau tahu, aku resah.

Menjauhlah. Bila kau hanya mengajakku berlari bersama tanpa arah. Kau tahu, itu lelah.

Pergilah. Agar tak membuat luka menjadi semakin parah. Membangun harapan lalu melenyapkannya hingga musnah. Kau tahu, aku mulai marah.

Semerah darah yang mengalir dalam nadi, sekuning bunga matahari, sepucat muka yang sangat pasi, sehitam arang legam yang mulai terbakar api. Itulah situasi hati seorang gadis yang sudah, sedang, dan akan belajar mencintai makhluk lain bernama lelaki.


-Febrina Anggitasari

Ini tulisan buagus sama jleb. hahaha. 
“Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik.” (Muttafaqun ‘alaihi. Hadits shohih, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Surat Cinta Untuk Calon Suamiku Kelak (2)

Kamu tahu, aku sadar aku tidak sempurna. Aku sadar aku jauh dari apa-apa yang orang katakan, yang seringkali menurutku terlalu baik. Ada beberapa hal yang kutahu aku masih sering kalah untuk melakukan yang benar. Kadang pun aku kurang sabar. Seringkali juga merasa tidak ikhlas tentang sesuatu.

Iri? Ah, hati ini menjadi jelek sekali ketika ada rasa iri, curiga, cemburu. Seolah-olah apa yang kita miliki sekarang bukan titipan Yang Maha Agung saja. Seolah-olah kita akan hidup selamanya. Lalu apa-apa yang kita anggap kita miliki akan terus bersama. Padahal sesungguhnya saat lahir kita sendirian maka saat kita meninggalkan dunia ini pun akan tetap sendirian.

Untuk kamu, apakah menurutmu saat kita mengikat janji nanti, saat kita memutuskan untuk menyempurnakan agama bersama akan terjadi sebentar lagi? Dua tahun? Tiga tahun? Aku tidak tahu. Kamu pun juga tidak tahu, bukan? Untuk sementara aku akan terus belajar menjadi pendampingmu yang baik. Kalau kita saling mengikat sekarang, aku takut kamu akan kecewa aku belum bisa memasak. Lalu aku akan memberimu apa setiap pagi?

Jangan tertawa, aku juga heran mengapa aku belum bisa memasak. Tapi aku berjanji aku akan belajar. Biar kamu juga tidak malu. Tapi aku akan senang kalau kamu tidak terlalu memedulikannya.

Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah sedang terjebak dalam rutinitas yang begitu-begitu saja? Tidak apa-apa. Aku harap kamu selalu dalam dekapan Tuhan hingga Tuhan mendekap kita berdua.

Sebenarnya surat ini berisikan rinduku padamu. Tapi aku bingung aku harus memulai darimana. Selain itu, aku penasaran akan sesuatu. Ini bermula ketika aku merindukan Surga. Begitu rindu hingga aku benar-benar merasa tawakkal bagaimana Tuhan akan membawaku kesana. Kapan ya kira-kira? Apakah saat aku baru saja bertemu denganmu? Atau setelah kita menjalani kehidupan bersama untuk waktu yang lama?

Kamu. Kalau semisal aku telah kembali kepada Surga sebelum kita saling mengikat janji, sebelum aku dan kamu bersama dengan jalan yang Tuhan inginkan, apa yang akan kamu lakukan? Jika aku baru saja  merasa bahagia telah bersamamu, lalu aku diambil ke Surga, apa yang akan kamu lakukan? Dan jika kita telah bersama-sama hingga tua dan Surga memanggilku terlebih dahulu, apa yang akan kamu lakukan?

Aku sungguh sedih memikirkannya. Apakah ini karena aku terlalu mencintaimu hingga melebihi cintaku pada-Nya? Ataukah memang seperti ini membayangkan perpisahan meski hanya perpisahan raga? Bolehkah aku sedikit merenunginya?

Kamu. Aku tidak akan melarangmu bersedih ketika aku pergi. Tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan. Nanti aku akan ikut bersedih. Aku ingin menantimu di sana, maka kamu harus baik-baik di dunia ini. Jalani yang baik, tinggalkan yang buruk.

Jika kamu yang akan meninggalkanku terlebih dahulu, apa yang akan aku lakukan? Aku akan melanjutkan hidup, tapi aku akan membersamaimu dalam kenangan. Aku akan begitu merindukanmu dan menantikan pertemuan kita.

Maafkan aku membuat surat seperti ini. Aku merasa sedih.

Kamu. Aku harap kamu menjalani hidupmu dengan baik. Kalau memang kita ditakdirkan untuk disatukan, maka kita akan menjadi satu. Entah di sini atau di sana. Aku ingin mencintaimu karena-Nya.

Barakallah untuk kamu.

Dari Aku.

Menjadi Perempuan (4)

"Kapan pulang?" Kata perempuan itu.
"Belum tahu. Masih ada yang harus dikerjakan." Lelaki itu menjawab.
"Oh ya sudah, semoga selalu dilancarkan, Nak."

"Kamu tidak ingin pulang? Ibu sudah kangen kamu."
"Ingin sih, tapi sibuk. Ibu tidak kangen kok. Cuma tanya kapan pulang."
"Itu namanya Ibu kangen."
"Kenapa tidak bilang saja kangen kalau memang kangen?"
"Ya ampun, perempuan itu memang begitu. Tidak bisa bilang secara langsung. Kalau Ibu bertanya kapan pulang berarti sedang kangen."
Lalu kamu bersungut, sedangkan aku menebak isi kepalamu yang terlalu sederhana untuk menerjemahkan rumitnya bahasa perempuan.

Perempuan dan bahasanya adalah misteri. Kalau lelaki lebih sering mengatakan langsung apa yang dia maksud, perempuan justru sebaliknya. Kadang meski telah sering belajar memahami, mereka akan membawa kejutan tentang perasaan dan emosi yang indah dan mengerikan. Tidak apa-apa. Kalau perempuan sama dengan lelaki apa serunya? Bukannya kedua makhluk ini memiliki keistimewaan yang berbeda untuk saling melengkapi? 

n.b.: percakapan diadaptasi dari cuplikan novel rantau 1 muara
Anak-anak mungkin menutup telinga untuk nasihat, namun mata mereka selalu terbuka untuk contoh. Be a good role model.

Wednesday, May 28, 2014

Mengapa aku terasa sangat kosong? Jangan sampai karena aku lupa Tuhan, Jangan sampai!
- Sinta Marlita

Kajian Al-Falah - Bangun Cinta

Kajian ini saya ikuti dengan teman kece saya, Manda dan Riris, yang kebetulan adalah teman SMA saya, tanggal 11 Mei 2014. Kebetulan juga, kami bertiga sedang ingin lurus-lurusnya membangun cinta. Hahaha *abaikan.

Kajian ini disampaikan oleh Bapak Heru Kusumahadi, ahli tafsir, yang pamer istri cantik dan satu anak lucu sekali, ganteng juga anaknya, tapi masih balita. Oke, fokus.

Kenapa menikah?
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (Adz-Dzariyat)
Maka sudah jelas bahwa menikah itu untuk mengingat kebesaran Allah. Oleh karena itu, menikah itu bentuk ibadah yang menyenangkan. :3

Dalam perjalanan mencari cinta, baik sekali kalau kita menetapkan beberapa harapan dan kriteria teman hidup kita. Karena Allah selalu mendengar apa yang hamba-Nya minta. Jadi, jangan pernah ragu menspesifikkan kriteria tentang teman hidup selama kita tetap menaruh harap pada Yang Memberi Hidup dan kita tetap berikhtiar untuk terus memperbaiki diri.

Jodoh adalah satu wilayah yang gaib, sangat gaib hingga tidak bisa dikira-kira. Itulah mengapa kita selalu bertanya-tanya mengenainya. Namun yang terpenting adalah bagaimana kita menikah untuk menuju surga-Nya melalui Islam yang kaffah. Karena sesungguhnya:
Menikah itu menyempurnakan separuh agama.
Sehingga kita akan menjadi utuh saat menikah. Perlu diingat bahwa keindahan tanpa arti adalah omong kosong, hanya khalwat. Maka hanya ada dua pilihan, mau bangun cinta atau jatuh cinta (saya sih maunya bangun cinta saja).

"Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka akan menemui kesesatan. (19: 59)
Menikah menurut arti bahasa dalam bahasa arab adalah berkumpul. Maka yang baik adalah tidak LDR yaaa~ (bahasa anak gaul)

Lima tahap persiapan menikah:
1. Ruhiyah, yaitu mengenai tanggung jawab.
2. Ilmu, yaitu mengenai kesiapan, tentang komunikasi yang baik, dan lain sebagainya.
3. Jasadiyah, sudah jelas jasmani.
4. Finansial, yaitu berkecukupan, bukan kaya.
5. Sosial.

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Ar-Rum: 21)

Kita tentu mengenal surat Ar-Rum ayat 21 yang biasanya ada di undangan walimah. Nah, ternyata dalam ayat tersebutlah adanya alur membangun cinta.

1. Min anfusikum (jiwa-jiwa kalian), disini ditekankan bahwa jodoh itu di tangan Allah. Tapi kita juga harus berusaha mengambilnya agar tidak tetap di tangan Allah.

2. Azwajan (kesejiwaan), erat sekali dengan konsep sepatu. Bahwa mereka berjalan tidak kompak tapi satu tujuan, bentuknya tidak sama tapi serasi, tak pernah ganti posisi tapi sejalan, bila satu hilang yang lain tidak memiliki arti.

3. Litaskunu Ilaihi (ketentraman dan ketenangan) " supaya kalian tenang dan tenteram padanya." inilah konsep sakinah. 4 perkara kunci kebahagiaan (disampaikan secara berurutan):
1) Istri yang soleha
2) Rumah yang lapang
3) Kendaraan yang enak dinaiki
4) Tetangga yang baik
Nah, maka terlihat bahwa menikah itu melapangkan rejeki, pintu rejeki akan semakin terbuka lebar. Jadi jangan ada alasan "belum mapan" untuk menunda menikah. Mau ibadah kan lebih baik disegerakan. Daripada mengundang dosa.

4. Wa ja'ala mawaddah (kasih sayang), kasih sayang adalah jembatan untuk bertahan ketika terjadi percekcokan. Hal ini dianalogikan tentang harapan dan kenyataan yang berdiri sendiri. Jembatan apakah yang dapat menyatukannya? Kasih sayang merupakan jembatan yang baik untuk menerima bukan hanya kelebihan melainkan juga kekurangan teman hidup kita. Karena memang sesungguhnya fitrah laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Laki-laki: cenderung berpikir dan mencari solusi, hanya dapat fokus pada satu permasalahan, bertanggung jawab.
Perempuan: selalu ingin tahu apa yang terjadi, ingin dimengerti, ingin didengarkan, dapat fokus pada beberapa permasalahan dalam satu waktu.
Maka, baiknya adalah mengkomunikasikan dengan baik, saling mengerti, dan tidak egois.

5. Wa ja'ala Rahmatan (belas kasih), tahapan tertinggi penyempurnaan menikah, melalui ikatan, dan fokus kepada ibadah kepada-Nya.

Semoga selalu diberi jodoh yang sesuai agar dapat mengantarkan kita menjadi baik di mata Allah. Amin.

Yang asyik adalah, kami, para peserta kajian disuruh menuliskan target menikah, kriteria teman hidup idaman, apa saja yang akan dilakukan saat menikah, setelahnya, dan upaya untuk mencapai sakinah, mawaddah, warahmah. Agar kita berusaha juga menjadi baik untuk teman hidup nantinya. Hahaha

Punya saya tidak saya tulis di blog. Ra-ha-si-a. Biar jadi rahasia saya jadi saya terkejut sendiri saat nanti membacanya dan apa saja yang sudah dicapai.

Barakallah. Semoga isi kajian ini manfaat.

Tuesday, May 27, 2014

Isra' Mi'raj

Sama sekali jauh dari sempurna. Tapi manusia memang fitrahnya untuk membuat kesalahan dan belajar. Telah mengenang peristiwa Rasulullah melakukan perjalanan yang luar biasa hingga turunnya perintah Salat. Di titik ini, mengingatkan kita pada bulan Ramadhan yang dekat. Kalau biasanya pesta megah terjadi saat tahun baru Masehi, maka umat Islam menjalani muhasabah (introspeksi) besar-besaran saat ini. Sambil berharap dapat bertemu Ramadhan lagi dan berharap menjadi Ramadhan yang tidak sia-sia dan dijalani tidak biasa-biasa saja. Barakallah.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
(Ar-Rum: 21)

Semoga mendapat jodoh yang sesuai, sesuai agar dapat membaikkan satu sama lain.

Ini kalau dilihat dari isi kajian yang saya ikuti dulu itu, ada poin-poin bagus dari Ar-Rum: 21 yang merupakan tingkatan penyempurnaan agama lewat menikah. Iya, tapi lagi-lagi belum ada feel buat posting isinya. Soalnya sepertinya agak panjang. ._.
Akhirnya kalah juga dengan yang namanya keadaan. Akhirnya kalah juga dengan karakter mayoritas. Gara-gara sudah lelah? Lelah mengingatkan dan bergerak sendirian?
Masih ada yang mau diperjuangkan kok untuk rumah ini. Kalau bukan periode ini berarti periode depan. Semoga barokah.

Sunday, May 25, 2014

Disayangi Tuhan, Dididik Tuhan

Saat cuma butuh dekat pada orang-orang yang mengerti kamu luar dalam. Tidak menuntut menjadi apa yang mereka mau tapi mendorongmu untuk menjadi terus baik. Bukan egois untuk diri sendiri. Karena pada dasarnya manusia baik akan membaikkan sekitarnya. Ah, ini normatifkah? Bukan juga sebenarnya. Dunia yang terlalu kabur untuk menilai menggunakan nurani menganggap bahwa filosofi dasar kehidupan adalah sesuatu yang mustahil diwujudkan.

Sekali lagi, cuma sedang ingin berada pada lingkungan yang baik dan menyamankan. Tapi rasanya Tuhan sedang ingin mendidik dengan cara yang keras. Maka yang perlu disadari adalah mampu bertahannya seseorang dalam skenario yang diciptakan Tuhan adalah mutlak.

Cuma ingin dijauhkan pada amarah dan iri yang membakar kebaikan. Cuma ingin mengunci mulut dari perkataan sia-sia.

Tuhan akan melingkupi kasih sayang-Nya pada yang Dia inginkan. Semoga kita termasuk di dalamnya.

Sherina Munaf - Sebelum Selamanya

Hei coba dengarkanlah harapan aku ini 
Sebelum kita lanjutkan mimpi kita bersama 
Hei coba pandanglah jiwa yang bertanya ini 
Sebelum kita lanjutkan kisah yang berlangsung selamanya 

Jaga hati yang ku serahkan untukmu 
Jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita 
Dan tali asmara yang kan diuji waktu 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 

Hei jangan kau abaikan semua yang indah ini 
Sebelum kita lanjutkan cita kita berdua 
Hei ini guratan sebagai tanda tangan 
Sebelum kita lanjutkan kasih yang dijanjikan selamanya 
Selamanya 

Jaga hati yang ku serahkan untukmu 
Jangan lupa rasa jatuh cinta pertama kita
 Dan tali asmara yang kan diuji waktu 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 
Berjanjilah sayangku sebelum selamanya 
Sebelum selamanya

Saturday, May 24, 2014

I just know it: you're the one



Thousands sweet! :)

Tujuan Utama

"Yang menjadi tujuan utama itu selalu Allah. Entah aku menuju-Nya melaluimu, atau kamu, atau kamu, atau kamu." Kataku sambil menunjuk mimpi-mimpiku. "Ah, tidak tidak, kamu, kamu, dan kamu adalah sesuatu yang ingin kuraih. Semuanya. Maka aku akan menganggap kalian sebagai jembatan untuk menuju-Nya. Sehingga aku tidak perlu tidak meraih kalian semua. Lalu, untuk kamu, semoga terus bersama hingga menjadi teman hidup dunia akhirat ya. Barakallah."

Tapi tetap, semoga semua ini selalu tentang-Mu. Semoga hati yang selalu dekat dengan dosa ini selalu tahu bagaimana cara melihat kebenaran dan kebaikan.

Rasionalitas Sempurna

Cinta bukan sekadar memaafkan. Cinta bukan sekadar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.

Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. Tidak lebih, tidak kurang.

-tere liye

Friday, May 23, 2014

Qowwam

"Para suami adalah qowwam bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, istri-istri yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka…" q.s Annisa : 34.

QOWWAMUNA adalah jama dari QOWWAM. Qowwam artinya benar-benar yang meluruskan. Suami menjadi Qowwam artinya harus mampu meluruskan perilaku istrinya yang bengkok atau menegakkan keadilan, karena itu suami sering disebut sebagai pemimpin.

"Nasihatilah para istri dengan baik, karena sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang iga. Dan sesungguhnya tulang iga yang paling bengkok adalah yang paling atas; jika engkau hendak meluruskannya berarti engkau bisa mematahkannya,jika engkau membiarkannya, ia akan tetap bengkok. Karena itu nasihatilah istri-istrimu" H.R Bukhari.

Suami harus menjadi pendidik yang baik, memiliki pengetahuan yang luas, berwibawa dan yang jelas lebih memahami agama. Bagaimana mungkin seorang suami dapat memberi pelajaran agama jika ia jarang menghadiri majelis ilmu?

"Orang yang paling baik di antaramu adalah yang paling baik terhadap istrinya" H.R AlHakim.

Repost - Kurniawan Gunadi

Sheila On 7 - Hingga Ujung Waktu



Hahaha videonya juadul pooool nggak ketulungan tapi lagunya sweet abis
Being older means we are in phase of finding self and have something to fight for. Being older means being responsible of the time you already had and the time you will have. Being older means you still have chance to be a good learner.

Sunday, May 11, 2014

Butuh mengerti untuk memahami. Butuh mengetahui untuk mengerti. Butuh mendengarkan untuk mengetahui.

*pasca kajian tentang bangun cinta di masjid Al-Falah hari ini sekalian reuni kecil sama muslimah kece anak kelas SMA. Mau posting isi kajiannya sih, cuma kok males ya. Jadinya nyampah curhat beginian. Maklum. Sedang merasa dibunuh perlahan sama deadline judul Tugas Akhir. Tugas yang kalau berakhir semakin mendekatkan sama menyempurnakan separuh agama lainnya. Yuk, mangats. Yuk, nikah. hahahaha :)))))

Thursday, May 08, 2014

Menjadi Perempuan (3)

"Kalian tahu, perempuan itu benar-benar menyukai kepastian. Dan cuma satu aja yang perlu kalian pastikan" 
Kami saling tatap. Kemudian melihatnya yang tersenyum memancing kami untuk memaksanya memberi tahu. 
"Bahwa hatinya aman ditanganmu, bahwa kamu menjadikannya satu-satunya. Meski aku tahu mungkin itu agak bias karena kalian tentu memiliki hal lain. Setidaknya kalian harus memastikan bahwa kalian bertanggungjawab terhadap dirinya, terhadap perasaannya, terhadap hidupnya. Dan pertanggungjawaban itu tidak hanya soal dunia, tapi disaksikan Tuhan. Dan kepastian tertinggi itu dengan melibatkan Tuhan sebagai saksi, atas nama Tuhan kalian menjadikannya teman hidup di sini juga di sana" 
"Kira-kira apa yang harus kami lakukan kalau kami belum siap memberikan kepastian?"tanyaku. 
Dia membetulkan posisi duduknya. Sambil mengacungkan ranting kayu ke depan mukaku. 
"Jangan sekali-kali memberikan harapan, camkan itu"

Repost (lagi) dari Mas Gun. Heran juga. Kok sepertinya paham sekali tentang perempuan, ya.

Kata orang tentang rindu.

Kata orang, bahasa rindu itu tidak perlu diucap.
Karena rindu yang baik akan sampai kepada yang baik dengan cara yang baik.

Kata orang, kalau rindu itu dipendam maka akan terasa menyakitkan.
Benar memang, tapi rindu hanya butuh saat yang tepat untuk saling menyapa.

Aku tidak ingin menyimpan rindu terlalu lama. Aku tidak mau.
Ada yang resah. Karena waktu memiliki masa yang berbeda dengan yang kurasa.
Tapi tidak apa-apa.
Hanya butuh sedikit saja jeda pada jarak dan pertemuan.
yang akan mempertemukan senyum dan binar mata.
Tidak apa-apa.
Karena ada puncak cerita di sana. Nyata perasaan tanpa dibuat-buat.

Allah sedang cemburu padamu.

Senangnya dicemburui itu saat dicemburui Allah. Jadinya, nanti kamu akan diklaim oleh-Nya. Bukan siapa-siapa. Jadinya kita tidak akan takut kecewa. Jadinya kita tidak akan takut berharap. Jadinya kita akan tenang. Jadinya kita akan selalu dekat dengan rasa syukur. Jadinya kita tidak akan membuat prasangka yang cukup absurd.

Maka saat sesuatu dijauhkan olehmu, diambil darimu.
Jangan takut.
Mungkin itu cara Allah untuk menyapamu, memberikan nafas padamu.
Maka saat sesuatu itu diberikan padamu, dilimpahkan dengan baik.
Jangan lupa.
Mungkin itu cara Allah mengingatkanmu pada-Nya melalui sesuatu.
Agar kamu belajar mencintai dan berterima kasih.
Lalu merawat dan mengasihi.
Dibolak-balik pun hasilnya tetap sama. Harus sering bercermin. Harus lebih mawas diri.

Monday, May 05, 2014

"Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa mengunjungi rumah-Nya. Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa memenuhi panggilan-Nya. Allah tidak akan kesepian sekali pun kita lupa tak membaca, tak mendengar surat-surat cinta dari-Nya. Kitalah yang akan kesepian karena tak melibatkan Allah pada setiap detik hidup kita. Kitalah yang akan kesepian karena tak tahu harus bersandar pada siapa. Kitalah yang akan kesepian karena tak tahu ke mana kaki harus berlari. Sesungguhnya Allah singgah di hati kita. Dia tak asing bagi jiwa kita. Sapalah Dia, sesungguhnya Dia tengah menyapamu."

:D


"Kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan yang didasari oleh keinginan maju membuahkan hasil saat bertemu orang yang tepat. Mengutamakan ketulusan siapa saja dalam menyayangi, tanpa aling-aling ataupun topeng"

Anak Titipan Surga oleh Eidelweis Almira

Cuma ingin tahu.

Agar memahami apa yang sedang bergemuruh
Tentang kecepatannya, tentang kekuatannya
Merusakkah? Atau mendamaikan?

Agar mengetahui apa yang akan datang
Tentang membaca tanda-tanda alam, tentang mengumpulkan kenyataan
Baikkah? Atau tidak apa-apa dibiarkan saja?

Agar tidak saling membunuh
Tentang peringatan, tentang prasangka
Bukan, bukan masalah tidak percaya, atau curiga
Cuma ingin tahu
Agar tahu bersikap, agar paham saling menjaga
Agar dapat saling mengingatkan
If only I never understand this, don't be tired to make me understand.

Sunday, May 04, 2014

Terbang saja sesukamu

Jangan repot-repot menyerahkan tangan mu untuk aku ikat, sama sekali aku tidak akan mengikatmu, meski aku ingin tangan mu menjadi tangan ku juga, meski aku ingin uluran tangan mu ketika kita bersama mendaki untuk bertemu puncak.

Terbang saja sesukamu, jangan tunjukan sayap indah mu hanya pada mata ini. Sebarkan pada sudut yang lain mengenai keberadaan dirimu, biar mereka tahu yang tidak mereka tahu. Bagi ku, perasaan indah bukan untuk saling mengikat, tapi saling membebaskan.

Masalah mendampingi dan didampingi, aku samakan hal nya dengan memberi dan meminta, jika perasaan ku dan perasaan mu tulus, kita akan saling memberi tanpa diminta. Maka dari itu, terbang saja sesuka mu, karena aku masih bisa melihat sampai mana kau akan melayang.

-Sinta Marlita

Memberi tanpa diminta :)

Jangan sengaja, ini tidak bercanda.


Soulmate

“Your soulmate is not someone that comes into your life peacefully. It is who comes to make you question things, who changes your reality, somebody that marks a before and after in your life. It is not the human being everyone has idealized, but an ordinary person, who manages to revolutionize your world in a second.” - Anonymous