Friday, February 22, 2013

Siklus de Javu

Jika kenangan memang diibaratkan sebagai bunga mimpi yang tidak pernah lenyap, mungkin kenangan tentangmu adalah kenangan yang tidak pernah tenggelam. Aku merindukanmu seperti serigala merindukan bulan. Selalu ada tapi tak tersentuh. Orang bilang kenangan tidak akan pernah kembali tapi aku meyakini ada semacam siklus de javu yang menyebabkanku mengingatmu dengan peristiwa ketidaksengajaan yang telah ditata rapi oleh takdir.

Aku tidak akan bohong jika suatu hari aku merasa nyaman-nyaman saja dengan apa yang ku jalani, lupa dengan semua hal tentangmu, dan tenggelam dalam janji-janji mimpiku sendiri yang begitu sistematis kususun.
Brandcap, ada banyak hal yang membuatku mengingatmu begitu dalam. Ada banyak peristiwa yang membuatku merasa begitu terikat denganmu. Ada banyak rasa yang membuatku bertahan denganmu. Dan ada banyak sosok yang selalu kuingat dan kubanggakan.
Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana cara kita meramu tangis dan tawa bersama. Bagaimana dendam bisa menjadi suatu yang sangat mengerikan. Dan bagaimana dengki bisa menjadi sesuatu yang sangat kubenci. Aku masih saja selalu tertawa mengingat semua air mata yang sedikit sia-sia pada usia pubertas kita. Atau pada canda tawa yang begitu berlebihan dan tidak pada tempatnya. Mungkin juga pada anak kecil dalam diri kita yang tidak pernah dewasa.

Aku benci saat harus merindukanmu sendirian, bertanya-tanya apakah kamu merasakan hal yang sama. Aku benci saat aku begitu ingin mengulang waktu dan melakukan hal-hal yang tidak sempat kita lakukan. Aku merindukanmu begitu dalam hingga dengan egois menginginkan semua itu kembali.

Terima kasih untuk kenangan manisnya, 34 orang luar biasa :)

Surabaya, 22 Februari 2013, dini hari.

1 comment:

  1. ada sedikit penyesalan kenapa pas SMA aku ngebet pengen cepet lulus dan kuliah. sekarang tiap ketemu kalian rasanya gak bisa berhenti nyeloteh :3

    ReplyDelete