Senin, 9 Mei 2011
Mess Tirta Indah
Ah, Akhirnya kita sampai. Iya, kita semua anak Brandcap sudah sampai di Mess Tirta Indah pas depannya Hotel Purnama. Kita, Anak Brandcap alias Brandalan Kecap alias Barisan anak IPA 8 Keren dan Cakap, langsung masuk ke dalam Mess yang belum pernah kita kunjungi itu (kecuali untuk anak-anak yang sudah survei tempat). Tempatnya besar, gaes. Enak. Dipakai untuk gulung-gulung sampe ngglundung masuk kolam renang juga bisa (aduh! Ya mana bisa). Hal pertama yang kita lakukan adalah menaruh semua barang ke dalam Mess. Dan, membayar uang muka sebesar 50% kepada Pak, eh pak siapa ya?? eh siapa yang inget?? entar dikomen namanya bapak yang berjasa ini ya.
Setelah menaruh semua barang di dalam kamar, kami berkeliling. Masuk menerobos, menuruni tangga dari semen yang berlumut, melihat kolam renang, naik ke lantai dua, tempat anak cowok tidur di sana. Duh, rasanya senang banget waktu itu.
Saat kita sudah berada dalam tahap bersantai ria, kita duduk bersantai, yah istilahnya kowa-kowo di pinggir kolam renang. Perlu diketahui juga, kolam renang di Mess ini terbagi menjadi 2 bagian. Yang pertama bagian yang dangkal alias cetek, yang kedua yang bagian biasa saja (aku jadi ingat Deby ingin kolamnya tidak diisi air banyak-banyak agar kita tidak tenggelam. Lalu saat kita mengetahui ternyata kedalaman kolamnya yang agak "cupu", akhirnya Tanjung habis-habisan ngece Deby.). Kita kowa-kowo di pinggir kolam renang yang dangkal dan di perbatasan kolam dangkal dan kolam biasa saja sambil mencelupkan kaki kita ke dalam kolam.
Kita membicarakan banyak hal saat itu (sayangnya aku sudah lupa *sedih*).Aku dan Eka berusaha merayu anak-anak untuk masuk ke dalam kolam yang bagian biasa saja dan bermain bersama airnya. Tapi mereka bilang udara masih panas dan lain sebagainya. Padahal ini di Batu lho, gaes. Kan asyik kalau berenang saat itu juga.
Lalu saat Jiji berjalan pelan masuk ke dalam kolam yang dangkal untuk menjungkrakkan, ah maksudku mendorong seseorang agar tercebur ke kolam, dia malah kualat sendiri. Jiji, anak sipit yang sukanya geleng-geleng kepala jika mendengarkan musik korea yang kita tidak mengerti apa artinya, terpeleset di lantai kolam dan pantatnya tepat mendarat di dasar kolam. Ah, sungguh pemandangan yang sangat langka. Dia terkena getahnya sendiri karena akal dan tipu muslihat yang menggiurkan (aduh, apa sih?).
Kita?? Oh ya, kita berusaha menyelamatkannya dari keceburan itu. Tapi sayang sudah terlambat. Dan hal terakhir yang bisa kita lakukan adalah terkejut, teriak, dan tertawa. Benar-benar tertawa.
Jiji kasihan. Iya, itu benar. Tapi sungguh kawan, sebenarnya semua peristiwa itu ada hikmahnya. Hikmahnya saat itu, akhirnya aku dan Eka yang sama-sama berkeinginan keras mencicipi air kolam renang dapat melakukannya juga, dengan alasan kasihan Jiji sudah terlanjur basah kuyup tapi tidak ada yang menemaninya bermain air. Terima kasih Jiji *ups.
Setelah itu, Aku, Eka, Ayu, Ririn, Manda, Gembol, Mamil, Choi, Yogi, Barry, Ainun, Joan, Teddy, Tanjung, dan lain-lain, ikut bergabung bersama Jiji di dalam kolam renang.
Jiji Kecebur di kolam *sempet difoto ternyata -__- akal bulus kalian teman-teman*
Saat kami, para cewek, sedang berganti pakaian di dalam kamar, ririn datang dan berkata bahwa ada ulat bulu di dalam kolam. Hal itu membuat kita yang sedang antusias ingin berenang menjadi agak ragu. Tapi sejujurnya, kami semua sangat ingin berenang jadi kami berusaha tidak peduli dan tetap bermain air nanti.
Pesan saya: hati-hati saja, mata tetap harus fokus. Sapa seluruh warga (eh ini kan bukan ospek).
tiba-tiba ada yang menggedor pintu kamar dengan panik. Sangat panik dan ada teriakan juga. Kita terkejut.
Oh ternyata hanya Mardika.
"ADA ULET BULU DI DALAM KOLAM!! ULET BULUU!!"
Iya, itu suara khas mardika yang sedang benar-benar galau masalah ulet bulu. Teriakan itu membuat kami tertawa. Karena, ya ampun, barusan Ririn sudah memberitahu kami. Dan Ririn sangat tenang dalam hal memberitahu kita, tidak dengan teriakan lucu menggemaskan seperti ini.
"Sudah tau, dik" Kata kami serempak. Setelah kupikir-pikir, Mardika kasihan juga ya kita serang ramai-ramai begitu.
akhirnya kita ikutan renang juga :D
Ah, rasanya senang sekali. Ada yang memang benar-benar berenang, ada juga yang bermain-main. Aku? Oh, pertamanya sih aku berniat latihan berenang sungguhan. Yah, aku kan berenang asal bisa jalan dan mengambang tapi urusan mengambil napas saat berenang itu susah, kawan. Jadi, aku meminta Mamill mengajariku sedangkan Mamill sendiri berenang.
Setelah menyerah karena bolak-balik hampir tenggelam (alias kelelep) dan aku sudah tidak enak hati dengan pencernaanku yang disebabkan banyaknya air kolam yang tertelan, akhirnya aku memutuskan bermain air saja bersama yang lain.
Pertama, ciprat-cipratan. Lalu lama kelamaan ide gila dan nggak jelas pun muncul di benakku. Aku dan Ekay akhirnya balapan lari di dalam air. Iya, aku tahu. Aneh sekali bukan?
Eh, tapi tunggu dulu. Berlari di dalam air itu sukses bikin kita capek dan kewalahan. Gembol keluar duluan dari kolam renang karena kedinginan. Padahal saat selanjutnya anak cewek #Brandcap membuat piramida yang biasanya dibuat oleh anak cheerleader lho. Sukses? Oh tentu saja tidak, berhubung yang, “mantan“ anak cheers Cuma Elay dan Ekay. Itu pun, si Elay nggak ikut berenang.
Jatuh bolak-balik, Jungkir balik, Hampir tenggelam, Hampir mati (Eh, kagak) sudah kita jalani dalam proses pembuatan piramida itu.
Lalu, kita menemukan mainan baru. BOLA.
Iya bola, yang selanjutnya dikuasai para cowok buat main sendiri -___-“
Kejadian berikutnya adalah saat yang benar-benar mengejutkan. Setelah puas bermain air akhirnya kami mulai kewalahan. Satu per satu mulai keluar dari kolam renang. Tapi aku masih senang berada di dalam kolam.
Saat selanjutnya yang kuingat adalah suara tawa.
Iya, suara tawa, keras sekali dari para cowok. Dan suara itu mulai menyebar seperti virus di kalangan para cowok.
Jadi yang cewek kowa-kowo, mlonga-mlongo nggak menangkap apa yang mereka bicarakan.
Ya ampun!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ternyata oh ternyata. Kolor yang dipakai Tito saat berenang menerawang menembus ke… umm… ya begitulah.
(Sumpah, aku tidak melihatnya sendiri tapi kabar ini sudah menyebar ke seluruh #Brandcap)
Tito yang malang. Dia tidak berani keluar dari kolam renang karena hal itu. Dan cowok-cowok yang lain usil tidak mau membantunya mengambilkan handuk padahal Tito hampir beku.
Menit selanjutnya kami nikmati dengan gelak tawa. Tito? Oh, dia hampir menangis (bercanda. Nggak lucu? Oh lupakan.)
Setelah sudah cukup puas mempermainkan teman sepermainan mereka, ternyata para cowok juga masih tidak mau mengambilkan Tito handuk. Lalu bagaimana dia bisa keluar dari kolam renang?
Kalian bisa melihat sendiri seperti foto di bawah ini.
-_____________-“
Titoooo yang terawang yang terawang hahahaha
Ya. Ampun.
Tega benar ternyata teman-temanku padanya. Lihatlah, Tito terjepit tidak berdaya dengan kelakuan mereka. Dan para cewek juga menertawakannya. Umm, aku juga sih.
Tapi para cowok pada detik-detik terakhir menagmbilkan handuk untuk Tito.
Yang jelas, Tito akhirnya selamat dari ke-bully-an mereka. Bravo!
Setelah itu kami mandi dan berdandan ala kadarnya seperti di rumah sendiri. Dan, acara masak memasak pun dimulai.
Cuma ada satu magic com untuk memasak nasi padahal anak #Brandcap jumlahnya minta ampun dan porsi makannya jangan diragukan. Dibilang rakus kok sepertinya kasar, tapi begitulah kami (nggak semua sih).
Akhirnya dengan pertimbangan waktu yang mulai mencekik perut, kami nekat memasak nasi memakai dandang. Tahu kan? Panci itu lho kawan yang dibuat memasak nasi. Di antara kami tidak ada yang bisa memasaknya. Akhirnya dengan bantuan Mbak Ris yang memiliki ingatan kuat tentang ibu dan saudaranya yang memasak memakai dandang saat ada acara tertentu, kami melakukannya.
Hasil 1= masih setengah matang
Hasil 2= mulai layak makan
Hasil 3= layak makan
Hasil 4= layak makan
(aku lupa berapa kali kita memasak nasi)
Yang jelas, kami akhirnya menyadari bahwa kami tidak berbakat dalam hal memasak nasi memakai dandang sehingga hari berikutnya kita sudah memasak nasi jauh dari batas yang ditentukan dan kembali memakai magic com. Kami menghabiskan waktu 3,5 jam hanya untuk memasak makan malam!
Hal ini membuat anak #Brandcap kelaparan dan baru makan malam pukul 20.30. Pengalaman yang berharga sekali ya, kawan.
Aku ingat satu hal. Dua orang diantara kami, entah itu siapa, mengangkat dandang tersebut ke atas meja makan. Ternyata hal itu membuat kaca di atas meja makan dan pada hari yang masih dirahasiakan, mengundang banyak lesu, letih, dan lunglai karena masalah kaca.
masak di dapur, aku ikut masak tapi nggak kena foto *sedih*
Nungguin makan malam yang molor minta ampun
Malamnya, maksudku sangat malam, acara kami dilanjutkan dengan pemutaran video anak #Brandcap di aula atas. Video itu dibuat saat kita masih masuk dan memakai seragam sekolah. Video keren yang dibuat dengan Handy Cam Tanjung.
Seperti di film Catatan Akhir Sekolah itu lho. Keren banget deh pokoknya. Jempol buat kalian, keluargaku. Peluk cium.
Isinya aneh-aneh. Lucu-lucu. Dan sedikit menghebohkan.
Ada yang membuka perasaannya di video itu *uhuk
Ada yang kasih pesan-pesan unyu ke pacarnya yang kebetulan sekelas *UHUK lagi
Pokoknya mengharukan banget dan lucuuuuu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
*AAAAAAAAAAA TAMBAH BIKIN KANGEEEENNNNNN*
Dan, ada video yang malah nggak bisa disetel -___-
Video yang kena sial itu adalah video Ibrahim, Gembol, dan aku. Dan hal itu membuat kami harus menyampaikan pesan kesan kami di malam berikutnya karena agenda selanjutnya harus dijalankan. Aduh, mati. Padahal aku orang yang tidak bisa mengutarakan perasaan langsung ke orang lain. Pada teman paling dekat saja aku masih sangsi untuk menangis. Ya, pasrah saja lah.
Agenda selanjutnya adalah NONTON BARENG. Film lho kawan. Dan bukan film yang aneh-aneh. Aku dan Ekay yang kebetulan menyewakan filmnya.
Dan juga karena proyektor yang kita sewa dari arek malang, maksudku mahasiswa jurusan teknik komputer di Universitas Brawijaya, akan kena denda jika kami molor mengembalikannya besok sore.
Karena malam sudah sangat larut dan sepertinya asyik menonton film seram malam-malam, akhirnya kami menonton film jepang, Ju-On. Aku dan Ekay terlalu pede lalu kami sudah pindah ke tempat paling depan sendiri. Yang paling kuingat Tito dan Teddy sudah keluar ruangan, entah karena takut atau apa.
Dan tumben untuk Ketua Kelas kita, Yogi, yang penakutnya minta ampun berani diam dalam ruangan. Oh ternyata dia membelakangi layar. Pantas saja...
Tidak diragukan lagi banyak teriakan muncul. Paling banyak dari Jiji. Membuat aku yang sebenarnya biasa saja jadi kaget setengah mati.
Umm, sebenarnya, entah kenapa, apakah dari anak-anak banyak yang ketakutan dan sugesti sendiri, aku jadi ikut takut. Padahal biasanya tidak seperti ini lho. Sungguh.
Teriakan terus terjadi padahal ada cucu mamah yang masih batita. Takutnya nanti kita mengganggu malam-malam. Setelah perdebatan sengit dan akhirnya memutuskan ganti film saja dengan film cewek “John Tucker Must Die“, suasana pun berubah. Menjadi sedikit lucu-lucuan.
Mbak Ris sudah turun duluan karena biasanya dia selalu tidur jam delapan malam. Lalu kami tidur saat film selesai.
Acara malam ;) nonton video Brandcap sama nonton film
One Day One Night is over. Mission completed. Kita semua tidur di tempat yang telah disediakan.
Saat aku menulis ini, tiba-tiba kenangan saat bersama #Brandcap mulai membanjiri pikiranku dan ada semacam rindu yang luar biasa.
GA BISA BERENTI NGAKAK PAS BACA BAGIANNYA TITO!! WHOAHAHAAHA :'D
ReplyDeleteBener bener kangennn :*
ReplyDelete