Saturday, December 10, 2011

My Struggle Is What I get

Sudah sekitar.. umm.. sudah berapa lama ya? Oke, aku lupa. Tapi aku masih benar-benar ingat pertama kali masuk ke EEPIS.

Sebelumnya, izinkan aku untuk menceritakan perjalananku.

Perjuangan pertama kali adalah saat UNAS di SMAN 16 Surabaya. Di sini, aku masih bisa sekelas dengan teman-temanku sendiri dan hal itu membuatku nyaman sekali. Setelah itu, aku dan teman-temanku tidak masuk sekolah. Yang kami lakukan hanya belajar, belajar, dan sedikit (maksudku sedikit banyak) refreshing atau touring. Eh, tapi jangan salah sangka, meski touring aku belum pernah keluar kota sendiri. Paling banter ya ke sidoarjo, lalu yang satunya ke Malang karena perpisahan kelas. Itu pun perpisahan kelas butuh proposal kegiatan. Yang omong-omong note tentang perpisahan kelas belum terselesaikan. Maaf ya, Brandcap!
Setelah itu, perjuanganku sedikit sulit. SNMPTN, kawan. Ujian tulis pula. Momok yang agak menyeramkan untuk orang yang ingin masuk perguruan tinggi dengan jalan paling murah. Setelah gagal SNMPTN jalur undangan, aku takut mengambil jurusan-jurusan yang terlalu tinggi dan aku harus mengatur strategi ulang. Kerja kerasku dan kawan-kawan mati-matian dibuatnya. Bahkan saat ada PMDK prestasi dari EEPIS dan aku seharusnya bisa ikut, aku merelakannya karena tes wawancaranya bebarengan dengan ujian tulis SNMPTN.
Lewat SNMPTN tulis, kami harus menganggur selama sebulan. Sebulan itu lama jika kita tidak melakukan apa-apa, kawan. Dan aku memang benar-benar menganggur. Sedikit-sedikit keluar, sedikit-sedikit jalan bareng. Benar-benar nggak punya kerjaan rasanya.

Banyak jalur-jalur lain yang dibuka saat penantian hasil SNMPTN Tulis. Tapi, aku belum berani mendaftar apa-apa. Aku benar-benar pasrah dengan hasil akhirnya nanti. Lalu Desy bilang EEPIS membuka jalur UMPENS. Untuk kali ini aku berniat ikut. Tapi aku kurang berusaha mencari informasi lain tentang hal ini. Tiga hari sebelum ujian UMPENS, aku baru mendaftar. Itu karena aku tidak tahu kalau pendaftarannya sudah lama dibuka. Dibilang nekat, ya gimana. Yang jelas keinginan ikut UMPENS lebih besar daripada tes-tes yang lain. Secara “Teknik“ gitu ya. Sesuai dengan minat, Insya Allah. Jadi, aku baru belajar H-2 ujian tulis. Di sini, aku berjuang lagi belajar sampai malam. Sekarang, rasanya jadi kangen perjuangan dulu.

Hari H ujian tulis UMPENS.
Ujian dilaksanakan di ITATS. Aku, Deby, Choi, Barry, Ainun, Desy, Daniel, Tito, dan, umm.. (Yaampun aku lupa siapa lagi) pokoknya itu lah, bekerja mati-matian hari itu. Aku ada di ruang yang sama dengan Meyla (anak Telkom yang dulu juga se-SMA denganku). Setelah lewat ujian tulis, kami harus menunggu sekitar tiga hari untuk pengumuman. BAYANGKAN!! CUMA TIGA HARI KAWAN. SNMPTN aja lamanya seperti apa -__-“

ALHAMDULILLAH. Allah dengan segala maha pemurah mengizinkan aku masuk ke D4 Elektronika EEPIS. Rasanya tenang sekali. Setidaknya sudah ada yang menyediakan kursi untukku. Elektronika. Hmm.. Pikiranku saat itu cuma, kuat nggak ya ikut pelajaran di sana.
Tapi, membaca pengumuman ini butuh detak jantung luar biasa, kawan. Posisinya saat itu aku sedang berada di rumah Om Oni, di bendul merisi karena sekalian belajar web. Lamaaaaa aku mengakses pengumumannya tapi masih susah untuk menembusnya. Saat berhasil menembusnya, aku sedang makan siang dan Om Oni yang berhasil membuka web pengumumannya. Aku sempat kecewa karena saat Om Oni membuka daftar nama yang diterima tidak ada namaku. TIDAK ADA , KAWAN. Aku sempat kecewa untuk kedua kalinya (Pertama, SNMPTN Undangan). Dibilang ingin sedikit mengungkapkan kekecewaanku ya gimana. Kan istilahnya malu gitu lho kalo aku nangis diliatin Om, tante, dan banyak saudara sepupuku yang masih kecil-kecil. Ya sudah, mungkin bukan jalannya.
Ternyata Oh ternyata. Om Oni membuka daftar nama D3. D3, kawan. Padahal jelas-jelas di dalam 4 pilihanku aku mengambil D4 semua. Oke, mulai deg-degan lagi.
Pertama, D4 Informatika. Namaku belum beruntung.
Kedua, D4 Elektronika. Aku belum melihat namaku.
Ketiga, D4 Telekomunikasi. Tidak terlihat sama sekali.
Keempat, D4 Elektro Industri. Sudah pupus.
Aku sempat kecewa lagi tapi tidak seberapa kaget. Karena tadi aku sudah sempat kecewa.
Yang ada di pikiranku cuma belum beruntung. Memang belajarku hanya dua hari jadi yang begini hasilnya.
Om Oni yang menemukan namaku!!! Terima kasih, Om. Namaku ada di urutan 23 jurusan D4 Elektronika. Sujud Syukur rasanya masih kurang saat itu. Alhamdulillah, Allahu Akbar.
Pelajaran yang ku dapat: Kalau men-scanning bacaan harus lebih teliti, Chaaaaa...

Sayangnya, kebahagiaanku hanya dirasakan segelintir orang. Barry diterima di D4 Telkom, Ainun Mekatronika, dan Daniel D4 Informatika. Untuk yang belum diterima tetap semangat ya.
Menunggu hasil SNMPTN tulis. Tanggal 30 Juni 2011. Tapi bisa diakes di internet pukul tujuh malam 29 Juni 2011. Rasanya tetap nggak karuan.
Dan pengumuman SNMPTN tulis sudah bocor jam 5 sore. AAAAAAAAAAA!!!!
Deg-degannya sama nggak keruannya. Aku ketik nama dan tanggal lahirku.
Terbukaa!!!

Selamat, Izzah Aula Wardah, diterima di
Teknik Informatika, Universitas Brawijaya.

Haaaaah! Lega rasanya, Alhamdulillah. Dan, Alhamdulillah juga, teman-teman seperjuangan lumayan banyak yang nyantol di SNMPTN tulis ini.
Sayangnya, aku kembali terbuang dari Teknik Elektro ITS. Tidak apa-apa. Evaluasi juga: biasanya kalau try out nilai paling besar di bahasa indonesia dan bahasa inggris (aku anak teknik apa sastra ya?). Saat ujian tulis berlangsung, ternyata bahasa inggrisnya sulit Naudzubillah. Dan intuisiku bilang, jatuhku malah di bahasa inggris.

Setelah diterima di dua opsi: EEPIS dan UB.
Aku mulai galau lagi. Bahasa halusnya bingung. Aku harus pilih yang mana????
Tanya kesana kemari tapi tanpa membawa alamat (kalah Ayu Tingting), banyak yang bilang mending EEPIS karena memang tekniknya sudah top. Kan UB bukan asli jebolan teknik. Tapi tetap saja, masih galau.
Ya sudah, aku serahkan ke Ibu. Mau istikharah besok mau daftar ulang jadi belum sempat. Dengan segala pertimbangan aku memilih EEPIS.
Pertimbangan 1: Banyak yang bilang ambil EEPIS saja dilihat dari banyak sisi.
Pertimbangan 2: Adik bungsuku yang tercinta, Salsa, baru masuk Islamic Boarding School di Malang. Jadi, kalau aku juga meninggalkan ibu ke Malang, kasian nanti.
Pertimbangan 3: (alasan pribadi ibu) Aku paling meremehkan waktu makan, padahal aku punya maag akut.
Dengan banyak bismillah semoga keputusanku tepat, aku mendaftar langsung keesokan harinya agar aku nggak bingung lagi. Kalau sudah serah terima uang kan mana mungkin aku berubah pikiran.

Skip. Skip. Skip.

Langsung tanggal 2 Agustus 2011. Hari pertama puasa. Hari pertama OMB (Orientasi Mahasiswa Baru). Menyenangkan kok. Setidaknya setelah melewatinya, apa yang sudah ada di OMB bisa dikenang banget dan, Insya Allah, dapat esensinya. Belajar nggak tidur 24 jam sampe hari terakhir aku sempat masuk ruang kesehatan.
Dan, Oh ya, Lapangan merah oh lapangan merah :p
Menyenangkan kok pokoknya.
Lalu mulai september masuk kuliah. Bertemu teman yang beragam macamnya. Kalo dijabarkan satu-satu bakal panjang ini, jadi skip aja. Pokoknya teman baru unik dari segala daerah. Ada yang dari Kamboja juga. Tapi belum bisa bahasa inggris dan bahasa indonesia -__-“

Gerigi (Generasi Integralistik)
Intinya, kayak orientasi maba se-ITS. Jadi bisa dibayangkan sebanyak apa. Menyenangkan sekali pokoknya. Tapi mungkin waktunya yang agak nggak tepat. Karena, well, di sini baru membiasakan diri dengan lapen, lapres yang bejibun.

OPJ(Orientasi Pengenalan Jurusan)
Sudah mulai memasuki ranah jurusan. Dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis jam 5 sore. Dengan nama DISCREETE. Elektronika dan Mekatronika masih jadi satu. Di sini, proses saling mengenal benar-benar ditekankan. Istilah “Tak kenal maka tak sayang“ sering disebut.

OUTBOND DISCREETE
Istilahnya kayak puncaknya gitu. Di Cuban rondo tanggal 2-4 Desember 2011. Menyenangkan bangetngetngetan! Tapi, nggak boleh dibuka di sini. Rundown rahasia dong, haha. Sayangnya sering hujan, jadi banyak acara yang nggak bisa dijalankan secara maksimal. Dan ada yang agak dipertanyakan juga sih.
Tetep inget komitmen dan konsekuensi!

Dari sini, aku belajar banyak hal. Dari solid, loyal, kritis, tanggung jawab, dan sebagainya. Entah menurut yang lain aku masih kurang maksimal menerapkannya atau malah belum menerapkannya. Di sini, aku juga masih harus belajar banyak. Ada yang bilang, semua ini agar kita cinta jurusan. Ada yang bilang hal lain juga. Selama semua alasan itu menurutku baik, aku akan mencoba jalani saja.
Yang jelas, aku memang cinta dengan jurusanku.
Aku bisa bilang aku bangga, aku akan berusaha keras melakukan komitmen-komitmen yang dibuat.
Semangat untuk semua kawan-kawan yang berjuang di jalan yang sama (apa’an jalan yang sama?? Ambigu sekali)
ELKA ORRA ARISTO!!!!!!!!!!


Apapun yang kita semai, pada akhirnya kita sendiri yang akan menuainya.

4 comments:

  1. Your story is really good that can inspire others to do the same like you did. I mean you motivation. You really have great motivation.make your parents proud of you Icha, and never give up studying to get your dream come true,

    ReplyDelete
  2. uwuwuwu maba :3
    moga kerasan ama sukses ya kakak

    ReplyDelete
  3. wooooowww..... idelisme maba ruarrrr biasa , wujudkan impian2 yang cemerlang ( emangnya iklan pembersih lantai :D ) non. Selalu semangat tuk raih masa depan yang cerah ( emang sekarang kan lagi gak mendung .. )

    ReplyDelete